Rabu 22 May 2013 11:03 WIB

Bank BUMN Apresiasi Keputusan BI Dalam Akuisisi Bank Danamon

Rep: Satya Festiani/ Red: Nidia Zuraya
Bank Indonesia
Foto: Wihdan Hidayat/Republika
Bank Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perbankan mengapresiasi keputusan Bank Indonesia (BI) dalam proses akuisisi PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Danamon) oleh DBS Group Holdings Ltd. BI menyetujui pembelian 40 persen saham PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Danamon) oleh DBS.

BI akan memberikan persetujuan proposal akuisisi lanjutan apabila otoritas perbankan di Singapura (MAS) memberikan diskresi kepada tiga perbankan di Indonesia, yakni Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Rakyat Indonesia (BRI), dan Bank Mandiri, agar dapat masuk ke negara tersebut.

Direktur Utama Bank Mandiri, Budi Gunadi Sadikin, mengatakan bahwa ia berterima kasih pada bantuan BI yang telah memposisikan Indonesia sebagai bangsa dan negara yang besar secara adil dan setara dengan Singapura. "Saya ucapkan terima kasih yang amat sangat atas bantuan BI," ujar Budi pada ROL, Rabu (22/5).

Ia menjelaskan, secara prinsip Bank Mandiri ingin memperoleh izin yang setara dengan yang diberikan ke bank Malaysia, India, dan Cina (QFB license atau yang setara). Izin tersebut artinya perbankan Indonesia dapat membuka minimal lima cabang dan minimal 10 ATM di lokasi yang ditentukan, dapat mengakses nasabah ritel, dan dapat bergabung dengan jaringan ATM lokal dengan pricing yang sama dengan bank lokal.

Akses untuk nasabah ritel dianggap penting untuk memperoleh funding retail agar dana orang Indonesia bisa kembali masuk ke sistem perbankan Indonesia dan bisa dipakai untuk mendukung kredit bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. "Semuanya itu dengan modal seperti yang diminta ke bank-bank Malaysia, India dan Cina. Bukan aturan modal baru yang ditingkatkan setelah  DBS-Danamon diajukan dan agak tersendat," ujar Budi.

Modal baru yang ditingkatkan seakan dibuat untuk mempersulit bank-bank Indonesia masuk ke sana. "Kita bangsa besar, sudah sepantasnya kita diperlakukan adil dan setara," tambah dia.

Direktur Utama BRI, Sofyan Basir, mengatakan pihaknya tengah mendiskusikan resiprokal dengan BI. "Mudah-mudahan kita dapat apa yang kita harapkan. Maksud saya untuk cabang penuh disana," ujar Sofyan. Ia berharap semua bank pemerintah bisa mendapatkan hal yang sama.

Sama halnya dengan Bank Mandiri, Bank BRI juga mengharapkan dapat membuka ATM di Singapura dan dapat mengakses ritel. "Semua sudah disampaikan ke BI nanti BI yang akan negosiasi," ujar Sofyan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement