Senin 20 May 2013 15:34 WIB

BII Finance Terbitkan Obligasi Tahap II Rp 1,5 Triliun

Rep: f/ Red: Nidia Zuraya
Logo BII Finance
Logo BII Finance

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT BII Finance Center akan melakukan penawaran umum obligasi tahap kedua senilai Rp 1,5 triliun. Obligasi tersebut diterbitkan dalam dua seri, yaitu Seri A dan B.

Direktur Utama BII, Alexander mengatakan obligasi Seri A diterbitkan dengan kupon 7-7,75 persen dan tenor 36 bulan. Seri B diterbitkan dengan kupon 7,75-8,5 persen dan tenor 60 bulan.

"Kami meyakini penerbitan obligasi tahap kedua akan lebih sukses dari yang pertama," ujar Alex, Senin (20/5). Perseroan memiliki track record dan arus kas yang baik serta profil pembiayaan yang baik.

Obligasi yang ditawarkan memiliki jaminan piutang lancar sebesar 50 persen dari pokok terhutang. Obligasi ini ditargetkan mendapat pernyataan efektir dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 7 Juni 2013. Penawaran akan dilakukan 11-13 Juni 2013.

Periode bookbuilding rencananya akan dilakukan mulai 20-30 Mei 2013 dan distribusi obligasi pada 18 Juni 2013 dan ditutup dengan pencatatan di Bursa Efek Indonesia pada 19 Juni 2013. Hingga akhir 2012 BII Finance membukukan laba bersih senilai Rp 153,14 juta. Sedangkan pendapatan usaha meningkat hampir 100 persen menjadi Rp 616,801 juta.

Perseroan menargetkan pembiayaan tahun ini senilai Rp 8,4 triliun atau naik 40 persen bila dibandingkan tahun lalu. sekitar 95 persen diperoleh dari bisnis mobil baru sedangkan sisanya dari mobil bekas dan alat berat. "Tapi pembiayaan alat berat kami hanya aktif di internal. Kalau ada pesanan baru kami berikan pembiayaan," ujar Alex.

Dari total penjualan, 9-12 persen nasabah BII Finance merupakan nasabah BII. Sisanya berasal dari kerja sama dengan dealer. Perseroan telah melakukan krja sama dengan lebih dari dua ribu dealer.

Selain dari penerbitan obligasi, BII Finance juga mengandalkan pendanaan dari join financing dengan perusahaan induk. BII memberikan plafon sebesar Rp 5 triliun. Sisanya pendanaan berasal dari bank lain.

BII Finance mencatat rasio non performing loan (NPL) sebesar 0,07 persen. Ditargetkan NPL turun hingga 0,01 persen. Konsumen BII Finance merupakan konsumen kelas menengah sehingga risiko gagal bayarnya rendah. Hal ini juga menjawab kemungkinan kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi oleh pemerintah. kenaikan BBM, kata Alex tidak akan memberi dampak besar pada kinerja BII Finance.

Tahun ini perseroan akan memperluas jaringannya dengan membuka sebanyak-banyaknya tiga kantor cabang baru. "Satu di Jakarta dan sisanya di luar Jakarta," kata Alex.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement