Jumat 17 May 2013 11:06 WIB

Bank Syariah Ramai-Ramai Perluas Pembiayaan Mikro

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Nidia Zuraya
Perajin UKM (ilustrasi)
Foto: nenygory.wordpress.com
Perajin UKM (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank-bank syariah makin memperbesar porsi pembiayaan di sektor mikro. Pasalnya potensi pasar mikro di Indonesia dinilai masih cukup besar.

"Kami harap pembiayaan mikro tahun ini menjadi minimum 20 persen," ujar Direktur Utama Bank Mega Syariah, Benny Witjaksono saat dihubungi ROL, Jumat (17/5). Per 31 Desember 2012, porsi pembiayaan mikro Bank Mega Syariah hanya 5 persen atau Rp 3 triliun dari total portofolio pembiayaan. Diharapkan tahun ini pembiayaan sektor mikro Bank Mega Syariah mencapai Rp 3,6 triliun.

Upaya yang disiapkan bank adalah dengan meningkatkan penetrasi pasar melalui pendirian kantor baru. "Kami akan mendirikan kantor tempat-tempat potensial yang feasible untuk dikembangkan," ucapnya.

Pada akhir 2013, Bank Mega Syariah menargetkan pendirian sekitar 40 kantor baru. Sebagian besar berlokasi di Sumatra. "Tahun ini kami fokus di sana dulu," katanya.

Namun bank juga akan membuka kantor di lokasi lain seperti Kalimantan. Saat ini Bank Mega Syariah mempunyai sekitar 300 kantor. Benny menyebut sejauh ini bank hanya menyalurkan pembiayaan mikro lewat kantor-kantornya dan belum bekerjasama  dengan lembaga mikro syariah yang ada.

Direktur Keuangan Bank Muamalat, Hendiarto mengatakan Bank Muamalat menargetkan kenaikan pembiayaan mikro sekitar 30 hingga 50 persen dari outstanding  yang ada. Per 31 Desember 2012, pembiayaan mikro bank hanya 5 persen dari portofolio pembiayaan. "Pembiayaan mikro tahun lalu Rp 32,4 triliun. Target minimal tumbuh menjadi Rp 42 triliun," katanya.

Hendiarto melihat potensi sektor mikro di tanah air masih sangat besar. Sebagai acuan, penetrasi bank di Indonesia saat ini baru 26 persen dari total Gross Domestic Product (GDP). Sementara itu, di Malaysia penetrasi bank sudah mencapai 110 persen bahkan di Singapura sudah 140 persen. "Masih banyak yang bisa digali, terutama sektor yang kredibel tapi non-bankable," katanya.

Dalam memperluas pembiayaan mikro, Bank Muamalat menggandeng mitra yakni Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) dan Baitul Mal wa Tamwiil (BMT). Namun saat ini kerja sama lebih banyak dilakukan dengan BPRS.

Sementara Direktur Bisnis Bank BNI Syariah, Imam Teguh Saptono mengatakan sebelum Juni 2013, BNI Syariah menargetkan pembukaan 21 outlet mikro sehingga nantinya total outlet mikro pada Juni mencapai 81 outlet. Dalam pemaparan kinerja BNI Syariah beberapa waktu lalu, Imam menyebut hingga Maret 2013 pembiayaan mikro bank mencapai Rp 355 miliar.

Pada 2013, BNI Syariah menargetkan pembiayaan mikro Rp 870 miliar atau 8 persen dari total portofolio pembiayaan. Angka tersebut naik 220 persen dari posisi pembiayaan mikro akhir tahun lalu sebesar Rp 265 miliar. Posisi pembiayaan mikro Bank BNI Syariah saat ini Rp 420 miliar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement