REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Analis Citi Securities, Ferry Wong memperkirakan Bank Indonesia (BI) akan menaikkan suku bunga Fasilitas Simpanan Bank Indonesia (Fasbi rate) sebesar 75 basis poin untuk mengendalikan inflasi jika harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi naik.
"Fasbi rate mungkin akan dinaikin 75 basis poin," ujar Ferry Wong yang juga Head of Indonesia Research Citi Securities usai seminar 'Economic and Political Outlook: Pre-election Landscape, Challenges and Opportunities' di Jakarta, Kamis (16/5).
Ia menyebutkan saat ini suku bunga Fasbi mencapai 4,0 persen sehingga jika dinaikkan 75 basis poin menjadi 4,75 persen. Menurut Ferry, kenaikan suku bunga Fasbi sebesar 75 basis poin itu tidak akan memperlambat pertumbuhan ekonomi Indonesia. "Kita berharap pertumbuhan ekonomi masih sekitar 6,1 persen untuk tahun 2013," kata Ferry.
Terkait BI rate, Ferry menilai BI masih tidak akan menaikkan BI rate yang saat ini 5,75 persen karena BI rate cenderung lebih untuk menentukan suku bunga deposito kendati ada kecenderungan perbankan meningkatkan bunga deposito sebagai antisipasi kenaikan harga BBM. "Kami lebih melihat ke Fasbi yang lebih impact ke bank landing dan sebagainya, kalau BI rate kan fungsinya praktisnya lebih untuk menentukan bunga deposito saja," tutur Ferry.
Ferry juga menambahkan kenaikan harga BBM bersubsidi justru berdampak positif yakni dengan masuknya investasi ke Indonesia. "BBM dinaikin investasi malah akan masuk, malah akan jadi positif. Karena alokasi dana mungkin akan lebih diarahkan ke infrastruktur dan itu bagus untuk medium atau long term," ujarnya.
Ia menuturkan sejumlah lembaga pemeringkat kredit mengevaluasi investasi di Indonesia akan lebih baik jika harga BBM bersubsidi dinaikkan.