REPUBLIKA.CO.ID, MADIUN -- Menteri BUMN Dahlan Iskan menyatakan puas atas hasil desain monorail yang nantinya akan dipergunakan untuk transportasi di wilayah Jabodetabek. "Secara fisik praktis sempurna, soal warna saja, desainnya terlalu normatif," kata Dahlan saat melakukan peninjauan fisik monorail di pabrik PT Industri Kereta Api (INKA), Madiun, Jawa Timur, Senin (6/5).
Dia menjelaskan gerbong monorail tersebut ukurannya dua kali lipat lebih besar daripada monorail di luar negeri seperti di Bangkok (Thailand) dan Kuala Lumpur (Malaysia). "Satu gerbong berkapasitas 200 orang," tuturnya.
Dia menambahkan untuk monorail yang akan dioperasikan di wilayah Jabodetabek diperlukan dana sebesar Rp 7 triliun. Sementara untuk monorail rute Bandara Soekarno-Hatta dan monorail peti kemas di Tanjung Perak, Surabaya membutuhkan dana masing-masing sebesar Rp 2,5 triliun. Besaran dana tersebut dibiayai oleh konsorsium BUMN yang terdiri dari PT Adhi Karya, PT INKA, PT Jasa Marga, PT LEN Industri, PT Telkom dan PT Angkasa Pura 2.
Untuk di dalam Kota Jakarta, rute monorail yang akan dioperasikan yakni untuk rute Cibubur - Cawang, Bekasi Timur - Cawang dan Cawang - Kuningan. Sementara untuk rute Bandara Soekarno Hatta, pihaknya memastikan bahwa monorail akan bisa dioperasikan dalam waktu 18 bulan setelah nota kesepahaman dilakukan. Hal ini berbeda dengan perencanaan pembangunan monorail untuk Jabodetabek karena masih membutuhkan persetujuan instansi-instansi pemerintah yang terkait.
"Kalau yang Jabodetabek, kami tunggu perizinan dari instansi-instansi dulu, kalau sudah keluar izinnya, baru bisa dibuat jadwal kapan rampungnya," ucapnya.
Pihaknya menambahkan dengan adanya monorail, bukan bertujuan meniadakan fungsi moda transportasi lain di Jakarta, namun digunakan untuk mendorong masyarakat yang selama ini masih menggunakan kendaraan pribadi untuk beralih pada moda transportasi massal tersebut.
Pada hari ini (Senin, 6/5) akan dilakukan penandatanganan kesepakatan awal untuk konsorsium monorail BUMN antara PT Adhi Karya, PT INKA, PT Jasa Marga, PT LEN Industri, PT Telkom dan PT Angkasa Pura 2.