Selasa 30 Apr 2013 10:21 WIB

Kurs Rupiah Bergerak Mendatar

Rupiah (Ilustrasi)
Rupiah (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Selasa (30/4) pagi bergerak mendatar dengan kecenderungan melemah tipis sebesar tiga poin seiring pelaku pasar uang yang sedang menanti kebijakan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Nilai tukar mata uang rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta bergerak melemah menjadi Rp 9.720 dibanding posisi sebelumnya Rp 9.717 per dolar AS.

"Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS cenderung datar. Pelaku pasar masih menantikan keputusan pemerintah untuk mengurangi subsidi BBM," kata analis Trust Securities, Reza Priyambada di Jakarta, Selasa (30/4).

Selain itu, lanjut Reza Priyambada, pelaku pasar uang juga sedang mencermati pernyataan Kementerian Keuangan bahwa inflasi untuk tahun ini dapat mencapai 5,5 persen atau lebih tinggi dari target sebelumnya 4,9 persen. Di sisi lain, lanjut dia, pelaku pasar juga menanggapi laporan lembaga dana moneter (IMF) kawasan Asia Pasifik yang akan mengalami pertumbuhan 5,7 persen pada 2013 atau lebih rendah dari prediksi sebelumnya, yang ditargetkan 5,9 persen.

"Penurunan itu karena masih adanya perlambatan di sebagian kawasan Asia Pasifik pada 2012 yang lebih dalam dari perkiraan," kata dia.

Ekonom Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih menambahkan IMF dalam laporan mengenai perekonomian Asia memperkirakan arus dana asing akan masuk dengan masif ke kawasan Asia. "Sebagian dana tersebut karena ekonomi Uni Eropa (UE) masih berpotensi resesi. IMF memperkirakan resesi di UE memburuk dari proyeksi awal minus 0,2 persen menjadi minus 0,3 persen," katanya.

Menurut dia, derasnya arus modal asing ini membuat harga properti dan saham di Asia melambung yang bisa memicu ekonomi Asia menuju overheating, sehingga perlu diwaspadai.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement