REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Senin (29/4) pagi kembali melemah tipis di tengah kondisi ekonomi Indonesia positif. Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta bergerak melemah nilainya sebesar tiga poin menjadi Rp 9.720 dibanding posisi sebelumnya Jumat (26/4) di Rp 9.717 per dolar AS.
Pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara, Ruly Nova, mengatakan bahwa mata uang rupiah kembali bergerak melemah terhadap dolar AS meski ekonomi Indonesia positif. "Positifnya ekonomi Indonesia menahan pelemahan nilai tukar domestik lebih dalam. Selain itu, penjagaan yang masih dilakukan Bank Indonesia juga menahan tekanan dolar AS terhadap rupiah," kata dia di Jakarta, Senin (29/4).
Ia mengatakan bahwa mata uang di kawasan Asia yang cenderung melemah juga menambah sentimen negatif. Namun, pertumbuhan ekonomi AS yang di bawah ekspektasi dapat menjadi sentimen negatif bagi dolar AS ke depannya.
Sementara itu, Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengutarakan bahwa sentimen dari Eropa juga cenderung negatif pelemahan data Jerman kembali mengekspektasi tentang penurunan suku bunga bank sentral Eropa (ECB). Ia mengemukakan bahwa sentimen bisnis di Jerman merosot sehingga memicu kekhawatiran tentang kesehatan ekonomi terbesar di blok Euro itu.
Ariston mengatakan bahwa pasar keuangan global, termasuk di Indonesia, juga mendapat tekanan dari laporan angka pengangguran Spanyol yang menyentuh rekor tertinggi pada kuartal pertama tahun ini. "Positifnya ekonomi dalam negeri tertutup oleh sentimen eksternal yang cenderung negatif sehingga rupiah mengalami pelemahan meski tipis," kata dia.