Kamis 11 Apr 2013 22:59 WIB

'RON 90, Isu Lama'

 Sejumlah kendaraan antre mengisi bahan bakar jenis pertamax akibat habisnya BBM bersubsidi di salah satu SPBU di jalan Hayam Wuruk, Jakarta Pusat, Senin (26/11). (Republika/Agung Fatma Putra)
Sejumlah kendaraan antre mengisi bahan bakar jenis pertamax akibat habisnya BBM bersubsidi di salah satu SPBU di jalan Hayam Wuruk, Jakarta Pusat, Senin (26/11). (Republika/Agung Fatma Putra)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat energi menilai opsi menerbitkan bahan bakar minyak (BBM) baru campuran premium dan pertamax yakni RON 90 merupakan cerita lama. "Sebetulnya itu sudah dibahas sejak 2008," kata Direktur Reforminer Institute, Pri Agung Rakhmanto, Kamis (11/4). 

Ia mengatakan bisa saja opsi ini dijalankan kembali. Namun pemerintah tetap harus menghitung dengan detil berapa kebutuhan masyarakat. "Sekarang tinggal pastikan dulu kalau mau RON 90, harus bisa menyediakan jumlah yang cukup. Kalau itu, ya tidak masalah," jelasnya.

Sebelumnya, RON 90 menjadi salah satu opsi guna menekan konsumsi BBM. Bahkan pemerintah mengaku sudah meminta Pertamina mempersiapkan sarana dan prasarana bila langkah ini yang diambil.

PT Pertamina pun ternyata telah menyiapkan kerangka waktu untuk pendistribusian RON 90. Dari data yang diperoleh Republika, perusahaan ini bahkan sudah menyiapkan waktu produksi bahan bakar minyak campuran premium dan pertamax (premix) ini.

Aktivitas persiapan produksi RON 90 misalnya sudah dimatangkan sejak April. Mulai akhir Maret lalu ternyata Pertamina juga sudah menyiapkan sejumlah sarana untuk implementasi RON 90 hingga Agustus nanti.

Persiapan Depot Plumpang contohnya tengah dimatangkan dan ditargetkan selesai di akhir Mei ini. Sedangkan persiapan sarana di lima Depot lainnya yakni Bandung, Lomania, Semarang, Surabaya dan Manggis, baru akan dilakukan pertengahan April dan ditargetkan selesai Agustus.

Produksi RON 90 juga sudah direncanakan dari kilang dalam negeri. Balongan akan memproduksi empat ribu kilo liter RON 90 per hari dan Kilang Cilacap akan memproduksi lima ribu kilo liter RON 90 per hari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement