REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Industri kreatif digital di Indonesia memiliki prospek bagus, tetapi jumlah dan kualitas rintisan, diferensiasi produk, sumber daya manusia, dan pendanaan masih di bawah standar, kata Senior Manager Research of Business Telkom Bilpen Nainggolan.
"Telkom mengambil peran aktif dalam memperbaiki aspek tersebut melalui program pengembangan bisnis untuk perusahaan rintisan atau 'startup' di bidang industri kreatif digital yang dinamakan Indigo Incubator," katanya di Yogyakarta, Kamis.
Menurut dia pada sosialisasi program Indigo Incubator, program itu merupakan perpaduan program yang telaha da yakni Indigo Feloowship dan Indigo Venture (kompetisi dan penghargaan bagi karya teknologi digital terbaik) dan program Inkubator Bisnis Bandung Digital Valley.
"Hasil yang diharapkan dari program itu adalah terbentuknya sejumlah 'startup' dengan karya kreatif digital yang telah teruji baik dari sisi pasar, produk maupun bisnis sehingga siap untuk dikembangkan lebih lanjut menjadi entitas bisnis dengan skala nasional bahkan global," katanya.
Ia mengatakan, setiap perusahaan "startup" yang terpilih untuk mengikuti program tersebut akan mendapatkan berbagai dukungan dalam bentuk fasilitas, layanan dan pendanaan yang disediakan Telkom.
Dukungan pengembangan bisnis itu berupa "seed capital" hingga Rp250 juta dan "venture capital" hingga Rp2 miliar per perusahaan "startup", tempat kerja yang bersifat "co-working space" dilengkapi infrastruktur digital, dan "server".
Selain itu perangkat lain yang digunakan untuk pengembangan dan pengujian aplikasi, akses kepada "platform" teknis yang telah dimiliki Telkom Group, pendampingan bisnis oleh profesional yang telah teruji di bidangnya bekerja sama dengan Masyarakat Industri Kreatif Teknologi Informasi Indonesia (Mikti).
Menurut dia, Telkom juga menjalin kerja sama strategis untuk memasarkan produk yang dikembangkan kepada 150 juta pelanggan di Indonesia dan sepuluh negara di mana Telkom telah mengembangkan bisnisnya.
"Sepuluh negara itu adalah Malaysia, Singapura, Australia, Timor Leste, Hong Kong, Macau, Korea Selatan, Myanmar, Arab Saudi, dan Belanda," katanya.