Senin 01 Apr 2013 16:53 WIB

Importir: Nasib Kontainer Buah di Pelabuhan di Tangan Pemerintah

Rep: Meiliani Fauziah/ Red: Dewi Mardiani
Buah impor
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Buah impor

REPUBLIKA.CO.ID, Jakarta -- Tertahannya kontainer berisi buah-buahan di pelabuhan membuat importir khawatir. Tanpa fasilitas khusus, buah di dalam kontainer, buah mudah membusuk. "Takutnya pas sudah keluar pas busuk," Asosiasi Eksportir-Importir Buah dan Sayuran Segar Indonesia (Aseibssindo), Khafid Sirotuddin, Senin (1/4).

Jumlah kontainer buah milik Aseibssindo yang ditahan sekitar 500 kontainer. Padahal importir mengaku sudah melengkapi segala persyaratan, termasuk mengurus Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) dan Surat Persetujuan Impor (SPI). Pihaknya pun mempertanyakan nasib produknya yang kini digantung pemerintah.

Di pasaran, harga buah impor diklaim naik 300 persen. Jika produk buah yang tertahan di pelabuhan segera dialirkan ke pasar, Khafid yakin harga buah impor akan kembali normal.  "Bawang putih aja langsung turun begitu produknya dilepas, apalagi buah impor," katanya.

Ia mengaku kecewa dengan kinerja pemerintah. Pengurusan RIPH sendiri sudah dilakukan sejak akhir tahun. Jika merunut pada peraturan, seharusnya produknya sudah bisa keluar dalam waktu selambatanya dua minggu. Kini hingga dua bulan berlalu produknya belum bisa diambil dari pelabuhan.

Pada dasarnya, Aseibssindo mendukung apapun program yang dicanangkan pemerintah, selama prosesnya jelas. Ia pun mengusulkan mekanisme satu atap dalam perizinan impor hortikultura. Kementerian Perdagangan (Kemendag), Kementerian Pertanian (Kementan) termasuk badan karantina, Kementerian Keuangan dan bea cukai diharapkan kompak dalam mengatur keran impor. "One stop service. Jangan sampai lempar-lemparan antardepartmen," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement