Senin 18 Mar 2013 20:00 WIB

RI Pasar Besar Bisnis Penerbangan

Rep: Sefti Oktarianisa/ Red: Heri Ruslan
 Pesawat Airbus A320 terbaru milik Mandala Airlines bersandar di Terminal III Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (14/3).   (Republika/Aditya Pradana Putra)
Pesawat Airbus A320 terbaru milik Mandala Airlines bersandar di Terminal III Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (14/3). (Republika/Aditya Pradana Putra)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia akan menjadi pasar besar bagi industri penerbangan dunia. Bukan hanya soal pertumbuhan penumpang saja, negara ini juga diyakini bakal menjadi salah satu sumber penghidupan bagi perusahaan perakit pesawat seperti Boeing dan Airbus.

Lemahnya permintaan pesanan dari Eropa dan Amerika akibat turunnya perekonomian, tak dipungkiri bakal membawa perusahaan pesawat melirik Asia sebagai pasar baru. Asia termasuk Indonesia akan dilihat sebagai wilayah penjualan potensial mengingat laju pertumbuhan penumpang pesawat yang terus menerus meningkat.

"Dulu memang tak dilirik tapi sekarang, mau kemana lagi perusahaan AS dan Eropa itu. Pasarnya pasti ke Asia termasuk Indonesia," tegas pengamat penerbangan Dudi Sudibyo pada ROL, Senin (18/3).

Khusus untuk Indonesia, ia mengatakan, stabilnya perekonomian telah menumbuhkan kelompok menegah ke atas baru. Luasnya wilayah yang bisa dioptimalkan maskapai juga menjadi modal lain.

Kejenuhan masyarakat Eropa dengan kawasannya juga membuat Indonesia bisa jadi primadona unik untuk dikunjungi sebagai tempat wisata. "Indonesia punya potensi amat besar untuk bisnis dan industri ini. Paling tidak, pasar kita masih akan bagus(pasarnya) hingga 20 tahun ke depan," jelasnya.

Inipulalah yang menurutnya membuat sejumlah maskapai berlomba-lomba memesan pesawat baru untuk menunjang penerbangan. Lion Air misalnya, bukan hanya memesan 200 pesawat dari Airbus saja, bahkan juga memesan 400 pesawat baru dari Boeing.

"Bahkan perusahaan ini juga dari 2015 hingga 2025 akan menargetkan jumlah armada mencapai 800 hingga seribu pesawat," ujarnya. Ini merupakan antisipasi bisnis yang semakin meningkat.

Berdasarkan data International Air Transport Association (IATA) selama periode 2010-2014 laju pertumbuhan penerbangan dalam negeri bisa mencapai 10 persen per tahun. Bahkan pada 2014, IATA memprediksi jumlah penumpang domestik sebesar 38,9 juta orang.

Indonesia akan menjadi pasar terbesar kesembilan di dunia untuk perjalanan domestik. Dalam periode yang sama, Indonesia pun menjadi pasar dengan pertumbuhan jumlah perjalanan internasional tercepat keenam di dunia, dengan tingkat pertumbuhan tahunan berkisar 9,3 persen.

Jumlah penumpang untuk rute internasional pada 2014 sekitar 22,7 juta orang. Kementerian Perhubungan bahkan memperkirakan pertumbuhan penumpang akan mencapai di atas 15 persen per tahun.

Dari data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penumpang maskapai penerbangan di Indonesia menunjukan pertumbuhan yang konsisten. Di 2012 misalnya, jumlah penumpang mencapai 70 juta orang atau naik 12,3 persen dibanding 2011 lalu 62,3 juta orang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement