REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat ekonomi Aviliani meminta otoritas moneter Indonesia harus membatasi kepemilikan saham asing di bank nasional jika ingin lebih mengutamakan kepentingan perekonomian nasional. "Kepemilikan saham asing di bank nasional tidak terkendali," ujarnya di Jakarta, Senin (18/3).
Menurut Aviliani, otoritas seharusnya tidak begitu saja memperkenankan asing memiliki saham perbankan nasional tanpa batasan yang cukup. Apalagi bank yang masuk itu kebanyakan bank-bank yang termasuk consumer bank, yang lebih memilih menyalurkan kredit konsumtif seperti kartu kredit dan kredit tanpa agunan (KTA).
Sementara penyaluran kredit untuk sektor produktif dan strategis seperti untuk infrastruktur, UKM, dan pertanian lebih banyak dilakukan oleh bank BUMN atau milik Pemda. "Kita tidak antiasing karena kita memang masih membutuhkan mereka karena mereka memiliki modal dan teknologi. Namun kita harus bisa mengendalikannya," kata Aviliani.