REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Baitul maal wat tamwil (BMT) Syariah Iskandar Muda Batam telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 5,6 miliar. Pembiayaan ini disalurkan 90 persen ke sektor perdagangan.
Direktur BMT Syariah Iskandar Muda, Hasri, mengatakan koperasi berbasis syariah tersebut telah memberikan pembiayaan kepada 1.500 pelaku usaha mikro. Anggotanya sendiri mencapai 3.000 anggota.
BMT yang sudah berdiri selama lima tahun ini menyalurkan pembiayaan setiap bulan sebesar Rp 1 miliar. Sektornya kebanyakan ke perdagangan. "Karena sebagian besar pelaku usaha di Batam bergerak di sektor perdagangan," kata Direktur BMT Syariah Iskandar Muda, Hasri, baru-baru ini.
Selain ke perdagangan, BMT ini juga menyalurkan pembiayaan ke sektor pendidikan. Pembiayaan diberikan kepada orangtua yang membutuhkan dana mendesak untuk keperluan sekolah anaknya.
BMT ini juga telah menyalurkan pembiayaan untuk kendaraan bermotor. Pembiayaan kendaraan roda dua ini baru dimulai pertengahan tahun lalu. Sampai Maret 2013 pembiayaannya sudah mencapai Rp 150 miliar.
Meskipun pembiayaan di BMT ini cukup tinggi, Hasri mengatakan rasio pembiayaan macet (NPF) cukup rendah. 14 Maret NPF BMI hanya 0,3 persen. "Kami beri pendekatan sosial dan emosional untuk menekan NPF," kata Hasri.
NPF BMT sempat naik pada akhir tahun lalu. Hal ini disebabkan oleh liburan akhir tahun yang membuat nasabah tidak sempat membayar cicilan pembiayaan. Hasri mengatakan kredit macet bukan terjadi karena ketidakmampuan nasabah membayar, namun lebih ke masalah teknis.
BMT Iskandar Muda telah membukukan aset sebesar Rp 8,6 miliar. Sedangkan tabungan yang dihimpun mencapai Rp 3 miliar.
Di akhir tahun perseroan menargetkan pembiayaan sebesar Rp 10 miliar. Hal ini dilakukan dengan mendorong pelaku usaha untuk melek lembaga keuangan melalui sosialisasi yang dilakukan BMT. Untuk mendukung pembiayaan kepada pelaku usaha, BMT Iskandar Mudah juga akan mendapatkan kucuran pembiayaan dari Bank Muamalat sebesar Rp 2 miliar.