REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Perdagangan berharap surat rekomendasi impor produk hortikultura (RIPH) bisa segera diterbitkan Kementerian Pertanian untuk mengantisipasi kenaikan harga buah-buahan di pasar. Kenaikan harga buah-buahan ditenggarai sebagai salah satu penyebab inflasi yang tinggi di bulan Februari.
“Kemarin memang sempat terhambat. Kita minta RIPH segera diterbitkan,” ujar Gita, Jumat (1/3).
Badan Pusat Statistik (BPS) mengatakan terhambatnya impor buah sebagai salah satu penyebab inflasi bulan Februari sebesar 0,75 persen. Inflasi tahun ini terbilang tinggi dibandingkan beberapa tahun sebelumnya.
Pada tahun 2008, inflasi hanya 0,65 persen. Inflasi tahun 2009 hingga 2012 cenderung turun. Pada 2009 inflasi 0,21 persen, pada 2010 inflasi 0,3 persen. Pada 2011, inflasi 0,13 dan pada 2012 inflasi hanya 0,05 persen.
Inflasi di bulan Februari 2013 sebesar 0,75 persen. Inflasi tahun kalender sebesar 1,79. Infasi year on year sebesar 5,31 persen. Infasi komponen inti sebesar 0,3, sementara inflasi komponen inti year on year sebesar 4,29 persen.
Kepala BPS, Suryamin mengatakan meskipun inflasi year on year cenderung tinggi yaitu sebesar 5,31 persen, pemerintah masih memiliki banyak kesempatan untuk menjaga inflasi hingga akhir tahun. Merujuk pada Februari 2011 lalu, saat inflasi year on year mencapai 6,84 persen, di akhir tahun ternyata pemerintah bisa menjaga inflasi di level 3,79 persen.
“Inflasi year on year ini belum tentu akan tinggi,” ujarnya.
Suryamin mengatakan di bulan Maret, April, September dan Oktober bisa dijadika satu kesempatan bagi pemerintah untuk menjaga tingkat infasi. Di bulan April, terjadi panen besar yang memungkinkan harga bahan makanan menjadi turun. Begitu pula di bulan September dan Oktober yang merupakan bulan setelah Hari Raya Idul Fitri sehingga ada potensi harga akan turun.