REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Harga bahan bakar minyak (BBM) di AS terus meningkat tajam dalam 21 hari terakhir. Di awal 2013 ini, sebagai mana dilansir Market Watch, harga rata-rata bensin di negara adidaya tersebut bahkan mencapai 3,5 dolar AS per gallon (3,78 liter).
Terjadi kenaikan harga hingga delapan persen atau sekitar 26,3 sen dolar AS dibanding periode yang sama 2012 lalu sebesar 6,2 persen. Harga ini juga naik signifikan dibanding periode yang sama 2011 lalu sebesar 1,6 dolar AS per gallon.
Beberapa pengamat menilai kenaikan signifikan ini terasa tak biasa di AS. Pasalnya, Januari cenderung menjadi masa tenang untuk harga bahan bakar.
Menurut salah seorang pengamat, Matt Tormollen, bisa saja kenaikan terjadi karena beberapa kilang yang memproduksi BBM melakukan sejumlah langkah pemeliharaan. "Sehingga dalam waktu tertentu hal ini membuat pasokan bensin terbatas dan meningkatkan harga," katanya.
Hal senada juga dikatakan pengamat lainnya Jeff Lenard. Beberapa masalah di beberapa kilang yang berujung pada shutdown tak terduga juga mengatakan demikian.
"Ini membuat kapasitas penyulingan dari minyak ke bensin menjadi terbatas," katanya. Penutupan kilang yang dilakukan perusahaan minyak terkemuka Hess Corp misalnya berhasil meningkatkan harga minyak.
Sesaat setelah langkah tersebut diambil harga minyak di bursa komoditas AS melonjak hingga empat persen dibanding tahun lalu. Keadaan ekonomi global yang membaik, ujar Lenard juga akan menstimulus kenaikan harga minyak yang berdampak pada harga BBM.
Kerusuhan di Mesir juga membuat para pedagang khawatir dan kemungkinan akan mempengaruhi sikap negara-negara penghasil minyak. Hal ini memberi dampak pada bensin AS.
Sementara itu, pengamat minyak Tom Kloza menilai terdapat kemungkinan kenaikan harga bensin akan berlangsung lama. Bahkan harga bensin akan melonjak tinggi hingga beberapa bulan ke depan.
"Sekarang baru tahap awal," ujarnya. Ia menilai harga bensin akan terus meningkat dan mencapai titik puncak di Maret atau April nanti.
"Pemeliharaan kilang mungkin segera selesai, namun perlu disasari harga telah bergerak naik karena pedagang terus melakukan sejumlah langkah antisipasi," jelasnya. Impor yang rendah dan pengiriman mintak yang langka dari Timur Tengah ke Pelabuhan New York akan memelihara kondisi ini.
Sebelumnya harga bensin mantap di posisi 3,219 dolar AS per gallon di Desember 2012 lalu. Namun ia melihat, harga bensin bisa mencapai 3,75 dolar AS hingga 3,95 dolar AS per gallon.
Beberapa wilayah, akan mengalami kenaikan BBM paling tinggi. Bahkan, ia memprediksi harga di California dan New York bisa mencapai 4 dolar AS per gallon.