REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - PT Timah (Persero) Tbk segera melakukan ekspansi ke Myanmar. BUMN ini berencana mendirikan dua perusahaan baru di negeri jiran itu.
"Tahapan hampir selesai," kata Direktur Utama PT Timah Tbk Sukrisno, Kamis (31/1). Dari 15 tahap yang harus dilalui, PT Timah sudah melalui 11 tahapan.
Bukan hanya perusahaan eksploitasi timah, nantinya PT Timah juga akan membuat perusahaan lain di bidang perdagangan timah. Diperkirakan kedua perusahaan akan segera beroperasi 2014 nanti. "Perusahaan ini 100 persen punya PT Timah," ujarnya lagi.
PT Timah akan mengeluarkan dana investasi hingga 18 juta dolar AS. Khusus untuk eksploitasi, PT Timah dan pemerintah Myanmar sudah menyetujui skema komposisi bagi hasil. Sebesar 80 persen untuk PT Timah dan 20 persen untuk pemerintah Myanmar.
PT Timah mengincar lahan seluas 10 ribu hektare. Tak hanya eksploitasi semata. PT Timah mengaku akan membangun pabrik smelter (pengolahan).
Terkait harga timah di 2013, Sukrisno mengharapkan harga komoditas itu naik ke level 25 hingga 30 ribu dolar AS per ton. Di Januari 2013 ini, harga timah berada di kisaran 24 ribu dolar AS per ton atau naik dibanding rata-rata 2012 lalu sebesar 21 ribu dolar AS per ton.
Harga yang masih rendah membuat PT Timah enggan menggenjot produksi. Perseroan hanya menargetkan produksi timah sebeanyak 29 hingga 30 ribu ton. "Produksi akan kita atur sesuai dengan tingkat patokan harga," katanya.