Senin 28 Jan 2013 15:52 WIB

Steel Pipe Industry Target Capex Rp 1,6 Triliun

Rep: Friska Yolandha/ Red: Nidia Zuraya
Industri baja - ilustrasi
Industri baja - ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Steel Pipe Industry of Indonesia (Spindo) menganggarkan belanja modal (capex) Rp 1,6 triliun. Belanja modal ini sebagian diperoleh dari hasil initial public offering (IPO).

Wakil Direktur Utama Tedja Sukmana Hiduanto mengungkapkan dana tersebut dipakai untuk meningkatkan kapasitas mesin yang berada di Karawang dan di Gresik. "Khusus di Gresik kami akan menambah produksi mesin pipa baja 12-30 inci," ujar Tedja usai menghadiri konferensi pers penawaran umum saham perdana di Jakarta, Senin (28/1). Belanja modal selain diperoleh dari IPO akan diambil dari kas internal dan pinjaman bank.

Terkait IPO perseroan berencana akan melepas maksimal 2,9 miliar lembar saham ke publik. Perseroan menawarkan harga pembukaan saham sebesar Rp 100 per lembar dengan harga saham di kisaran Rp 260-390 per lembar.

Hasil dana yang diperoleh dari IPO setengahnya digunakan untuk belanja modal, yakni sekitar 42,94 persen. Sebesar 12,06 persen dari dana IPO akan dipakai untuk pelunasan kredit modal kerja ke Indonesia Eximbank. Sisanya akan dipakai untuk peningkatan modal kerja, yaitu pembelian bahan baku berupa HRC, CRC, carbon steel, stainless steel, GI Coil dan bahan pembantu.

Tedja meyakini tahun ini merupakan tahun yang tepat bagi perseroan untuk melantai di bursa. Hal ini dilihat dari kinerja perusahaan yang dari tahun ke tahun terus meningkat. Penjualan perseroan naik dari Rp 2,5 triliun menjadi Rp 3,1 triliun. Aset perseroan naik dari Rp 2,2 triliun per September 2011 menjadi Rp 3,2 triliun.

Bila dibandingkan dengan perseroan yang bergerak di sektor serupa, penjualan perseroan adalah yang tertinggi, yakni 314 ribu ton per tahun. Sedangkan perseroan lain seperti PT KHI Pipe hanya di bawah 300 ribu ton per tahun. "Jadi kurang apa lagi kami untuk go public?," kata Tedja.

Perseroan menargetkan penjualan tahun ini naik menjadi Rp 4 triliun. Penjualan selama ini masih banyak di dalam negeri, yakni sekitar 97 persen. Ekspor perseroan masih sangat kecil. Penjualan di luar negeri, kata Tedja, hanya untuk pelanggan yang rutin membeli pipa baja perseroan seperti Amerika Serikat, Thailand, dan Malaysia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement