Rabu 16 Jan 2013 16:50 WIB

Indonesia-AS Segera Bertemu di WTO Bahas 'Seteru' Holtikultura

Rep: Dwi Murdaningsih/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Produk Hortikultura (Ilustrasi)
Foto: infopublik.org
Produk Hortikultura (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Indonesia sedang menyiapkan jawaban atas pengaduan Amerika Serikat (AS) kepada Badan Perdagangan Dunia (WTO) terkait aturan impor produk hortikultura dan daging. Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamuthi mengatakan dalam waktu dekat ini, Indonesia dan AS akan bertemu di Jenewa, markas besar WTO, untuk menyelesaikan perkara tersebut.

Ia mengaku cukup heran dengan pengaduan AS kepada WTO. Pasalnya negara itu telah memiliki kesepakatan Country Recognize Agreement (CRA) dengan Indonesia.

Artinya, buah impor asal AS masih diizinkan masuk ke Indonesia melalui pelabuhan Tanjung Priok. Pada pekan lalu, AS mengadukan Indonesia atas tuduhan pembatasan impor daging dan pembatasan pelabuhan masuk untuk produk hortikultura.

Sejak Juni lalu, dengan alasan kesehatan, Indonesia mengurangi pintu masuk untuk produk hortikultura. Salah satu pelabuhan yang ditutup yakni Tanjung Priuk.

Penutupan Priok mendapatkan respon dari banyak negara. Namun, pelabuhan itu masih terbuka untuk buah impor yang berasal dari negara yang memiliki kesepakatan CRA/MRA (Mutual Recognize Agreement). AS adalah  salah satunya.

"Kita sebenarnya belum tahu apa sih pertanyaannya. Tapi kita siapkan jawabannya. Kita ingin dengar dari AS, namanya juga dialog," ujar Bayu, saat ditemui, Rabu (16/1).

 Selama sepekan ini, Indonesia memang baru mendpatkan pemberitahuan perihal gugatan tersebut melalui surat. Ia mengatakan pertemuan itu akan membahas mengenai duduk permasalahan 'gugatan'.

 

 Namun dia menegaskan Indonesia tidak akan mengubah kebijakan mengenai pelabuhan masuk produk hortikultura.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement