REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Renegosiasi harga gas alam cair (liquified natural gas/LNG) Blok Tangguh di Papua Barat yang dijual ke pembeli di Fujian Cina bakal mundur lagi. Pasalnya rencana pemerintah untuk mengirimkan tim ke Cina guna renegosiasi ulang harga molor.
"Kemarin rencananya memang November kita kirim tim," kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik, Senin (17/12). "Tapi kan BP Migas bubar, kita urusi itu dulu,". Ia mengatakan, kemungkinan besar tim baru akan ke Cina akhir Desember ini. "Segera akan kita mulai penjajakan keputusan," ujarnya.
Hal senada juga dikatakan Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Migas Edy Hermantoro. Ia mengatakan pengiriman tim renegosiasi ke Cina harus menunggu surat keputusan (SK) Menteri terlebih dahulu. "SK-nya kan bukan dari Menteri ESDM tapi Menko (Menteri Perekonomian)," ujarnya. Bila SK tersebut keluar, Kementerian ESDM baru bisa mengirimkan tim ke China.
Terkait apakah harga baru LNG Tangguh bisa segera keluar 2013 nanti, ia pun pesimis. Dikatakannya, paling cepat renegosiasi baru bisa selesai dalam 2014 nanti. "Namanya perundingan, tidak bisa cepat," katanya. Ia menuturkan bisa saja renegosiasi baru akan mencapai harga baru 2016 mendatang.
Soal harga pun, dirinya masih enggan menuturkan. Pastinya, kata dia, pemerintah ingin pendapatan optimal bagi negara. Skema harga jual LNG ke Fujian menggunakan patokan batas bawah dan batas atas harga minyak bumi. Pada 2008, dengan batas atas harga minyak bumi 38 dolar AS per barel, harga ekspor LNG ke Fujian dipatok dikisaran 3,35 dolar AS per juta British thermal unit (MMBTU).
Karena patokan batas atas dan batas bawah ini, harga jual LNG ke Fujian tak ikut naik, meskipun harga minyak bumi telah naik hampir 200 persen menjadi sekitar 100 dolar AS per barel. Ini berbeda dengan harga LNG Indonesia ke Jepang yang mampu mecapai belasan dolar AS karena menggunakan skema fluktuasi harga minyak bumi harga gas yang berkisar belasan dolar per MMBTU.
Akhirnya pemerintah berniat untuk melakukan renegosiasi harga. Sesuai dengan kontrak dengan Fujian, penetapan harga baru harus ada empat tahun setelah harga lama. Artinya di tahun ini harga gas sudah harus menemui kata final. Bila tidak renegosiasi bisa mundur hingga empat tahun mendatang.
Renegosiasi bertujuan untuk mendongkrak penerimaan negara dari sektor migas. Semester pertama 2012, penerimaan dari sektor ini naik 56 persen atau di atas target APBN P 2012 33,48 miliar dolar AS sementara sampai akhir tahun diperkirakan akan mencapai 34,14 miliar dolar AS. Blok Tangguh dikelola BP Berau. Perusahaan ini mengeksplorasi Blok Tangguh sejak 1990 dan mulai menemukan gas tahun 2009 lalu.