Senin 19 Nov 2012 13:31 WIB

Pemerintah Terbitkan Sukuk Global Satu Miliar Dolar

sukuk (ilustrasi)
Foto: theentrepreneur.my
sukuk (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menerbitkan sukuk global sebesar satu miliar dolar AS (sekitar Rp 9,6 triliun) dalam rangka pembiayaan 2012 dan upaya memperkokoh posisi Indonesia di pasar keuangan syariah global.

"Ini merupakan penerbitan Sukuk Global Indonesia berdenominasi dolar AS pertama dengan tenor 10 tahun," kata Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan, Robert Pakapahan dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin (19/11).

Penerbitan sukuk global itu merupakan bagian dari program penerbitan Sukuk Global Indonesia senilai tiga miliar dolar AS. Transaksi penerbitan sukuk global itu dilakukan setelah melalui serangkaian pertemuan dengan para investor di Timur Tengah dan Asia yang dilakukan sebelum pelaksanaan transaksi.

Sukuk global tersebut ditawarkan dengan tingkat imbal hasil tetap sebesar 3,30 persen, akan jatuh tempo 2l November 2022 dan telah memperoleh peringkat Baa3 dari Moody's, BB+ dari S&P, dan BBB dari Fitch. Tingkat imbal hasil tersebut 20 basis poin lebih rendah dari harga perkiraan awal yang berada di kisaran 3,50 persen.

Transaksi tersebut diterima dengan baik oleh para investor dengan jumlah penawaran pembelian mencapai 5,3 miliar dolar AS dari sekitar 250 investor. Sebaran investor berdasarkan wilayah meliputi 30 persen investor syariah dan Timur Tengah, 20 persen investor Indonesia, 23 persen investor wilayah Asia lainnya, 15 persen investor Eropa dan 12 persen investor Amerika Serikat.

Jika dilihat dari jenis investor, alokasinya adalah 40 persen kepada reksadana (funds), 35 persen kepada bank, 17 persen kepada bank sentral dan 'sovereign wealth funds', lima persen kepada bank umum dan tiga persen kepada perusahaan asuransi.

Sukuk global tersebut diterbitkan oleh Perusahaan Penerbit Surat Berharga Syariah Negara Indonesia III. Setelmen atau penyelesaian akhir transaksi akan dilaksanakan pada 21 November 2012 dan selanjutnya akan dicatatkan di Singapore Stock Exchange. Adapun yang menjadi 'joint lead managers' dan 'bookrunners' untuk transaksi ini adalah Deutsche Bank, HSBC dan Standard Chartered Bank.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement