Selasa 13 Nov 2012 21:21 WIB

Forum Ekonomi Dunia Islam adalah Jembatan Negara Muslim

Rep: Friska Yolandha/ Red: Chairul Akhmad
World Islamic Economic Forum (WIEF) ke-8 digelar selama tiga hari di Johor Bahru, Malaysia, yaitu pada 4-6 Desember.
Foto: 8thwief.org
World Islamic Economic Forum (WIEF) ke-8 digelar selama tiga hari di Johor Bahru, Malaysia, yaitu pada 4-6 Desember.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – World Islamic Economic Forum (WIEF) menggelar sebuah forum diskusi yang membahas tentang perubahan yang terjadi di dunia ekonomi.

Forum ini akan diselenggarakan selama tiga hari di Johor Bahru, Malaysia, yaitu pada 4-6 Desember. Forum ini bertujuan untuk membangun jembatan melalui bisnis dan dibuat dengan tema "changing trends, new opportunity".

Selain itu, WIEF juga akan membicarakan soal isu-isu ekonomi global, dan pengembangan pengusaha perempuan.

Seperti diketahui, saat ini sangat sedikit pembinaan pengusaha-pengusaha perempuan. Padahal, jumlahnya tidak lebih sedikit dibandingkan pengusaha laki-laki.

Kaum muda juga diharapkan dapat mengambil bagian dalam forum yang diselenggarakan untuk kedelapan kalinya ini. Di negara Muslim, mayoritas penduduk adalah berusia muda. Melalui forum ini diharapkan para pemuda Muslim bisa mengambil keuntungan dalam pengembangan usahanya.

Bagi pengusaha ini akan menjadi platform untuk bisnis. Akan hadir pengusaha-pengusaha, investor dan praktisi bisnis dalam forum tersebut. Hal ini harus dimanfaatkan perusahaan dalam pengembangan bisnisnya. "Seperti diketahui negara-negara Islam kebanyakan adalah anggota OKI," Sekretaris Jenderal WIEF, Tan Sri Ahmad Fuzi Abdul Razak, Selasa (13/11).

Mantan Menteri BUMN yang juga aktif di Yayasan WIEF, Tanri Abeng, mengungkapkan forum ini akan menjadi jembatan bagi negara-negara Muslim untuk memajukan perekonomian negaranya. Masing-masing negara akan mempromosikan ekonominya dalam forum ini.

Dalam bisnis tidak ada batasan antara Muslim dan non-Muslim. Oleh karena itu, forum yang akan dihadiri oleh lebih dari 50 negara ini terbuka untuk semua agama. "Ini potensi yang luar biasa dan kami harapkan ada partisipasi yang luar biasa dari Indonesia," ujar Tanri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement