Rabu 07 Nov 2012 15:23 WIB

BTN Ancang-ancang 'Right Issue'

Nasabah melintas di kantor Bank BTN, Jakarta.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Nasabah melintas di kantor Bank BTN, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk siap melakukan 'right issue' atau menerbitkan saham terbatas sebagai upaya untuk memperkuat modal dan memperluas ekspansi kredit ke masyarakat.

"Ini sebagai upaya BTN untuk menambah modal dan penyaluran kredit," kata Direktur Utama Bank BTN Iqbal Latanro dalam pemaparan seusai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa di Jakarta, Rabu (7/11).

Iqbal mengatakan rencana perseroan untuk menambah modal tersebut dilakukan melalui penawaran umum terbatas I dengan menerbitkan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) kepada para pemegang saham perseroan.

Aksi korporasi ini telah mendapatkan persetujuan Menteri Keuangan dan Menteri BUMN pada September 2012 serta telah mendapatkan izin komite privatisasi, pernyataan efektif Bapepam LK dan DPR.

Menurut Iqbal, perseroan berencana mengeluarkan 1.512.858.200 saham biasa atas nama seri B dengan harga penawaran right issue sebesar Rp1.235 per lembar dan harga saham untuk placement hak kepemilikan Rp1.360 per lembar.

Dengan demikian, ia mengatakan, BTN akan mendapatkan dana sekitar Rp1,87 triliun dan kepemilikan saham negara dalam perseroan berubah menjadi 60 persen serta saham milik publik 40 persen. "Dalam penentuan price, ada pertimbangan alokasi investor domestik 85 persen dan investor asing 15 persen," ujarnya.

Sementara, pembeli siaga yang telah ditetapkan dalam penawaran umum terbatas I Bank BTN adalah PT Bahana Securities, PT Danareksa Sekuritas dan PT Mandiri Sekuritas.

Hingga 30 September 2012, Bank BTN memiliki 7.958 pemegang saham dengan pemegang mayoritas adalah pemerintah Indonesia dengan 71,85 persen dan sisanya 28,15 persen milik publik yang terdiri atas 36,63 persen investor lokal dan 63,37 persen asing.

Harga saham Bank BTN (BBTN) per 6 November 2012 ditutup sebesar Rp1.570 per lembar saham dan meningkat dibandingkan harga IPO sebesar Rp800 per saham.

Berdasarkan kinerja perseroan per 30 September 2012, tercatat Bank BTN telah membukukan aset sebesar Rp98,76 triliun yang berarti tumbuh 29,86 persen dibandingkan periode sama pada 2011 sebesar Rp76,05 triliun. Pada 31 Desember 2011 aset Bank BTN tercatat Rp89,12 triliun.

Laba bersih perseroan juga tumbuh 45,10 persen dari Rp704 miliar pada September 2011 menjadi Rp1,02 triliun pada periode yang sama pada 2012. Laba bersih pada 31 Desember 2011 tercatat Rp1,12 triliun.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement