REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Perusahaan nasional minyak dan gas bumi (migas), PT Elnusa Tbk (ELSA) membukukan kontrak jasa seismik mencapai 240 juta dolar AS. Kontrak tersebut diperoleh selama sembilan pertama tahun ini.
Direktur Utama Elnusa, Elia Massa Manik, mengatakan kontrak tersebut terdiri dari kontrak baru mencapai 140 juta dolar AS dan kontrak lama dari carry over tahun lalu mencapai 100 juta dolar AS. "Carry over ini karena terkendalanya beberapa proyek akibat permasalahan perizinan dan masalah cuaca," katanya di Jakarta, Rabu (24/10).
Oleh karena itu, proyek tersebut tak seluruhnya bisa dieksekusi tahun lalu, sehingga baru bisa diselesaikan tahun ini. Lebih dari separuh atau 52 persen dari kontrak total Elnusa dikontribusikan oleh unit bisnis seismik zona transisi (transition zone seismic) dan unit bisnis seismik laut (marine seismic). Sedangkan 45 persennya dikontribusikan dari unit bisnis seismik darat (land seismic). Sisanya dikontribusikan dari unit bisnis seismic processing.
Adapun proyek dari zona transisi yang cukup signifikan adalah proyek di Kalimantan dan Papua. Division Head of Corporate Secretary Elnusa, Fajriyah Usman mengatakan seismik darat sebagian besarnya tersebar di Sumatra Selatan dan Jawa Barat.
Pendapatan kontrak dari 'division of geoscience services' juga menghasilkan profit. "Hingga Agustus 2012, divisi ini masih mendominasi pendapatan dari sektor upstream hingga 61 persen," kata Fajriyah. Kontribusi laba kotor divisi ini, hingga Agustus 2012, naik signifikan hingga 144 persen dibandingkan periode sama tahun lalu. Angkanya Rp 59 miliar pada 2011 menjadi Rp 143 miliar tahun ini.
Saham Elnusa dimiliki sebagian besarnya oleh PT Pertamina (Persero), PT Benakat Petroleum Energy Tbk, dan publik. Elnusa memiliki enam anak perusahaan yang bergerak di bidang jasa hilir migas dan jasa penunjang migas. Elnusa merupakan salah satu mitra utama Pertamina, Total E&P Indonesia, Chevron, Medco, PetroChina, dan Vico Indonesia.