Senin 22 Oct 2012 15:24 WIB

Chatib Basri Optimistis Pertumbuhan Ekonomi 2012 Capai 6,5 Persen

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Chatib Basri
Foto: Antara
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Chatib Basri

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Chatib Basri meyakini pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2012 sebesar 6,4-6,5 persen dapat tercapai.

"Pencapaian target pertumbuhan ekonomi antara lain didorong pertumbuhan realisasi investasi di dalam negeri," kata Chatib, saat pemaparan "Realisasi Investasi PMA-PMDN Triwulan III dan Januari-September 2012", di Gedung BKPM, Jakarta, Senin.

Menurut Chatib, tren realisasi investasi Penanaman Modal Asing-Penanaman Modal Dalam Negeri (PMA-PMDN) selama 9 bulan tahun 2012 yang meningkat signifikan bisa menjadi cerminan bahwa perekonomian Indonesia akan tumbuh sesuai target.

Ia menjelaskan, pada tahun 2012 BKPM menargetkan total realisasi investasi sebesar Rp283,5 triliun, namun selama Januari-September 2012 total realisasi sudah mencapai Rp229,9 triliun.

Pencapaian investasi hingga September 2012 sebesar Rp 229,9 triliun tersebut, tumbuh 27 persen dari tahun periode sama 2011 yang mencapai Rp 181,70 triliun.

"Realisasi investasi yang dihimpun BKPM tersebut di luar investasi migas, perbankan, lembaga keuangan nonbank, asuransi, sewa guna usaha, industri rumah tangga. Angka realisasi investasi yang ada di BKPM mencapai 16-17 persen dari total investasi di Indonesia," ujarnya.

Menurut Chatib, peningkatan total investasi didorong antara lain impor barang modal yang masih tinggi atau berkisar 32 pesen, yang mengindikasikan bahwa dalam 3-6 bulan berikutnya atau hingga kuartal I 2013 investasi yang masuk akan meningkat minimal sama dengan pertumbuhan impor barang modal tersebut.

Komitmen investasi yang sudah diperoleh BKPM dalam "pipeline" saat ini juga cukup besar atau bisa mencapai sekitar Rp 600 triliun.

"Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih kuat dalam situasi ekonomi global yang tertekan, juga menjadi pendorong peningkatan investasi di Tanah Air," kata Chatib.

Menurut catatan, indikator utama ekonomi Indonesia sesungguhnya masih lebih kuat dibanding negara-negara lain di kawasan maupun di tingkat global.

Sejumlah negara seperti Vietnam, India dan China, sekarang ini dihadapkan pada persoalan makro ekonomi. Vietnam dikhabarkan meminta bantuan dari Dana Moneter Internasional (IMF), China mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi, sementara India hanya tumbuh sekitar 5,5 persen.

sumber : antara

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement