Senin 15 Oct 2012 10:56 WIB

Berisiko, Air Asia Batal Akuisisi Batavia Air

Rep: sefti oktarinisa/ Red: Taufik Rachman
Salah satu pesawat milik maskapai Batavia Airlines.
Foto: mynetbizz.com
Salah satu pesawat milik maskapai Batavia Airlines.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - AirAsia Berhad dan PT Fersindo Nusaperkasa, pemegang hak operasi AirAsia Indonesia, akhirnya mengumumkan penyebab batalnya akuisisi PT. Metro Batavia, operator maskapai Batavia Air. Kedua perusahaan memandang akuisisi terlalu berisiko dan tak akan membawa keuntungan bagi AirAsia.

CEO Grup AirAsia, Tony Fernandes mengatakan ini berdasarkan evaluasi dari sejumlah pihak. "Kami berfikir, waktunya mungkin kurang tepat karena dapat menimbulkan banyak resiko serta dapat mempengaruhi para pemegang saham kami," jelasnya, Senin (15/10).

Meski demikian, ia mengaku pihaknya tetap akan komitmen pada upaya pengembangan usaha di Indonesia. Dikatakannya rencana penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) juga tengah dibahas.

Hal senada juga diakui pemegang saham Fersindo, Muhamad Riza Chalid. Perusahaan itu menilai akuisisi  tak akan membawa bisnis yang lebih baik pada maskapai dan konsumen.

"Kami merasa tidak akan dapat memenuhi tujuan tersebut," katanya.

Sementara itu, Presiden Direktur AirAsia Indonesia, Dharmadi menyatakan meski akuisisi batal, ia optimis maskapai akan terus tumbuh. AirAsia Indonesia bahkan akan mempercepat penambahan jumlah armada pesawatnya mulai tahun 2013 dan seterusnya.

“Kami menargetkan lebih dari tiga kali lipat pertumbuhan jumlah pesawat dalam kurun waktu lima tahun mendatang," tegasnya. Langkah tersebut untuk mengakomodasi pertumbuhan penumpang dengan rata-rata sebesar 24 persen untuk pasar domestik dan 28 persen untuk pasar internasional.

"Kami akan terus memperkuat jaringan kami dengan menambah lebih banyak stasiun penghubung (hub) dan mengembangkan layanan kami ke bagian timur Indonesia," ungkapnya lagi. AirAsia Indonesia mengklaim akan meningkatkan sistem distribusi dan penjualan, menyediakan layanan yang berbeda sekaligus mengimplementasikan strategi harga yang dinamis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement