Ahad 14 Oct 2012 16:57 WIB

Batal Akuisisi Batavia Air, AirAsia Indonesia Bungkam

Rep: Muhammad Iqbal/ Red: Dewi Mardiani
(dari kiri) CEO AirAsia Berhad, Tony Fernandes, Presiden Direktur Batavia Air, Yudiawan Tansari dan Presdir PT.Fersindo Nusaperkasa, Dharmadi berjabat tangan saat jumpa pers tentang akuisisi Air Asia terhadap Batavia Air di Jakarta, Kamis (26/7).
Foto: ANTARA FOTO
(dari kiri) CEO AirAsia Berhad, Tony Fernandes, Presiden Direktur Batavia Air, Yudiawan Tansari dan Presdir PT.Fersindo Nusaperkasa, Dharmadi berjabat tangan saat jumpa pers tentang akuisisi Air Asia terhadap Batavia Air di Jakarta, Kamis (26/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Manajemen AirAsia Indonesia bungkam saat dikonfirmasi terkait batalnya akuisisi Batavia Air oleh maskapai asal negeri jiran Malaysia tersebut. 

Direktur Pemasaran dan Distribusi AirAsia Indonesia Widijastoro Nugroho mempersilakan untuk mengonfirmasi hal ini kepada Corporate Communication Manager AirAsia Indonesia, Audrey Progastama Petriny.

"Please Call AirAsia Indonesia PR: Audrey Petriny," tutur Nugroho melalui pesan singkatnya, Ahad (14/10). Tatkala dicoba mengonfirmasi kepada Audrey, baik pesan singkat maupun panggilan telepon, ia tidak menjawab.  Begitu pula, pesan melalui surat elektronik kepada yang bersangkutan, hingga berita ini diturunkan belum memperoleh jawaban. 

Konfirmasi pun dilakukan kepada CEO AirAsia, Tony Fernandes, melalui akun twitter pribadinya @tonyfernandes.  Namun, mention itu pun juga tidak memperoleh jawaban dari pria yang juga menjabat sebagai Chairman klub Liga Primer Inggris, Queens Park Rangers tersebut. 

AirAsia diberitakan batal mengakuisisi 100 persen saham Batavia Air. Kepastian ini diutarakan oleh Direktur Komersial Batavia Air Sukirno Sukarna. Menurut Sukirno, kesepakatan ini urung rampung akibat adanya ketidaksepahaman dari AirAsia.

Pada Juli silam, manajemen AirAsia memutuskan untuk membeli 49 persen saham Batavia Air. Sedangkan 51 persen sisa sahamnya akan dibeli oleh partner AirAsia di Indonesia, yakni PT Fersindo Nusaperkasa. Nilai dari transaksi ini diperkirakan mencapai 80 juta dolar AS atau setara Rp 766 miliar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement