Jumat 27 Jul 2012 08:23 WIB

Ini Cara Licik Miliarder Hindari Pajak

Rep: mutia ramadhani/ Red: M Irwan Ariefyanto
Pajak (Ilustrasi)
Foto: firstpost.com
Pajak (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,NEW YORK -- Kelompok orang kaya superelite di dunia, pada kenyataannya, bisa menyembunyikan uang yang jumlahnya ditaksir mencapai 32 triliun dolar AS. Mereka sengaja menyimpan uang yang sangat besar itu di bank-bank tertentu agar terhindar dari pungutan pajak.

Akibatnya, lebih dari 280 miliar dolar AS pendapatan pajak hilang akibat kegiatan ilegal tersebut. Penelitian Tax Justice Network menunjukkan sekitar 10 juta orang penduduk di dunia memiliki rekening tabungan di luar negaranya masing-masing. Tingkat kekayaan keuangan global swasta di rekening luar negeri saat ini jumlahnya berkisar 21-32 triliun dolar AS.

Jumlah tersebut belum termasuk aset nonkeuangan, seperti perumahan mewah, emas, kapal pesiar, dan kuda pacu. “Ini menjadi lubang hitam besar ( black hole) yang melukai perekonomian dunia,” kata mantan kepala ekonomi konsultan McKinsey & Co, James Henry.

Angka tersebut setara dengan ukuran ekonomi Amerika Serikat dan Jepang apabila digabungkan. Dalam penelitiannya, Henry menggunakan data dari Bank of International Settlements, Dana Moneter Internasional (IMF), Bank Dunia, dan pemerintah. Hasil lainnya terdata sekitar 10 juta orang penduduk dunia memiliki rekening di luar negeri.

Aktivis dari Tax Justice Net work, John Christensen, mengatakan beberapa bank kelas wahid di dunia tersangkut paut membantu kliennya menghindari kewajiban membayar pajak. Bank yang bersangkutan membantu mengalihkan kekayaan nasabah nya ke areal bebas pajak, seperti negara-negara lepas pantai. “Bank besar yang dimaksud juga bank terkenal, se perti HSBC, Citigroup, Bank of America, UBS, dan Credit Suisse. Klien mereka sering menghindari pajak,” kata Christensen seperti ditulis Aljazirah.

Pelaku biasanya kelompok profesional yang bekerja di perbankan swasta, industri hukum, akuntansi, dan investasi. Penyelewengan pajak tersebut memberikan dampak negatif terhadap neraca keuangan 139 negara berkembang. Sejak 1970-an, orang terkaya dari 139 negara tidak mencatatkan kekayaannya yang mencapai 7,3 triliun dolar AS.

Jumlah tersebut kemudian berkembang menjadi 9,3 triliun dolar AS pada 2010 dan semakin meningkat tiga kali lipat tahun ini. Ahli pajak sekaligus penasihat Pemerintah Inggris, John Whiting, mengaku terkejut dengan jumlah kekayaan tersembuyi itu. “Jumlah yang disembunyikan memang ada. Tapi, benarkah sebesar itu?” ujarnya. Bagaimana dengan orang kaya di Indonesia?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement