Jumat 04 May 2012 10:49 WIB

Mandala Terbang Perdana Jakarta-Kuala Lumpur

Mandala
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Mandala

JAKARTA -- Maskapai penerbangan Mandala melakukan terbang perdana melalui rute Jakarta-Kuala Lumpur yang merupakan rute ketiga yang dioperasikan oleh maskapai tersebut setelah rute Jakarta-Medan dan rute Jakarta-Singapura.

"Penerbangan Jakarta-Kuala Lumpur kami pilih karena terdapat permintaan yang besar untuk destinasi Malaysia," kata Presiden Direktur Mandala Airlines, Michael Coltman, kepada wartawan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Jumat.

Menurut Presdir Mandala, permintaan yang besar itu antara lain karena Kuala Lumpur dinilai memiliki daya tarik yang menarik dalam hal wisata kuliner dan tempat berbelanja serta tempat yang menarik untuk menghabiskan waktu akhir pekan dan liburan.

Pada saat ini, kata dia, harga tiket promosi dari Jakarta ke Kuala Lumpur tersedia dari harga Rp329 ribu untuk sekali perjalanan. Mandala yang kembali beroperasi setelah sempat terhenti pada tahun 2011 telah melakukan penerbangan perdana untuk rute Jakarta-Medan pada tanggal 5 April dan penerbangan perdana untuk rute Medan-Singapura pada tanggal 20 April.

Sebelumnya, Kepala Komunikasi Perusahaan Mandala Airlines, Susie Charma menyebutkan, hingga saat ini, pihaknya tetap mempertahankan 80 kru Mandala lama. "Mereka terdiri 22 pilot dan selebihnya kru kabin," katanya.

Mandala "baru" saat ini mengoperasikan tiga pesawat A-320, dan hingga akhir tahun akan menambah sejumlah pesawat sehingga total pilot hingga akhir tahun menjadi 100 orang.

Perseroan Terbatas (PT) Mandala Airlines, Grup Saratoga, dan Tiger Airways menyepakati dan menandatangani perjanjian jual-beli bersyarat serta berbagai dokumen legal dan komersial pada akhir September 2011.

Grup Saratoga bertindak sebagai investor keuangan dan Tiger Airways selaku investor strategis perseroan, katanya menjelaskan.

Selanjutnya, Saratoga akan memiliki saham mayoritas di Mandala sebesar 51 persen, serta Tiger Airways akan memiliki saham sebesar 33 persen. Sisanya dimiliki oleh kreditor konkuren dan pemegang saham lama.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement