REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Negara Selandia Baru rupanya berminat untuk berinvestasi di bidang geotermal dan peternakan di Indonesia. Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan, menuturkan investasi Selandia Baru di bidang geotermal masih dalam pembicaraan. Menurut dia, proses pembicaraan investasi geotermal cukup memakan waktu.
“Tapi minimum mereka bawa pengusaha panas bumi dari New Zealand yang menunjukkan minatnya,” ujar Gita usai menghadiri seminar bisnis dan investasi Kadin dan Selandia Baru, Senin (16/4) di Jakarta.
Selain geotermal, Gita menginginkan Selandia Baru bisa berinvestasi di sektor peternakan sapi. Jumlah sapi di Selandia Baru mencapai 30 juta ekor, biri-biri mencapai 40 juta ekor, sementara jumlah penduduk hanya 4,5 juta jiwa. “Mereka keliatannya sangat positif menyikapi itu. Bukan hanya untuk kepentingan peternakan, tapi juga packaging,” ujar Gita. Investasi sapi, ditargetkan bisa direalisasikan tahun ini.
Angka perdagangan Indonesia ke Selandia Baru tahun 2011 sekitar 1,1 miliar dolar AS. Dari total perdagangan, Indonesia masih mengalami defisit 100-200 juta dolar AS. Indonesia menargetkan bisa mencapai 12 miliar dolar AS untuk total perdagangan dengan Selandia Baru atau satu persen dari total GDP Indonesia. Gita mengungkapkan masih banyak pekerjaan rumah untuk meningkatkan ekspor dari 1,1 miliar menjadi 12 miliar dolar.
Perjanjian perdagangan bebas (FTA) ASEAN-Selandia Baru yang ditandatangani awal tahun lalu diharapkan bisa meningkatkan jumlah perdagangan Indonesia ke sana. “Ini akan buahkan suasana yang lebih balance,” ujarnya.