REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan BUMN PT Berdikari diminta berkonsentrasi pada program pengembangan sapi bakalan (sapi potong) dalam negeri. Menteri BUMN, Dahlan Iskan, mengatakan tahun depan perusahaan mulai memproduksi 300 ribu ekor sapi bakalan pertahun.
''PT Berdikari mengemban amanat menjadi pusat pembibitan sapi terbesar di Indonesia,'' kata Dahlan, di Jakarta, Rabu (28/3). ''Oleh karenanya, saya meminta Berdikari melepaskan usaha-usahanya yang bergerak di luar sektor pembibitan sapi.''
Berdikari diminta melepas beberapa sektor bisnisnya seperti bisnis usaha mebel, furnitur serta asuransi. Tujuannya agar perusahaan plat merah itu fokus mengurusi pembibitan sapi bakalan. Lokasi pembibitan akan dipusatkan di Sulawesi.
Kementerian BUMN mengharapkan Berdikari dapat menjadi ujung tombak sektor pembibitan sapi nasional. Hal ini mengingat Indonesia masih mengimpor sapi bakalan dari Australia. Total kuota impor sapi bakalan tahun ini mencapai 283 ribu ekor. Pada triwulan kedua 2012, pemerintah rencananya akan membuka kran impor sebesar 125 ribu ekor atau setara 51 ribu ton daging sapi.
"Nantinya kita tak perlu impor, Berdikari akan trading sapi bakalan," ujar Dahlan.
Untuk saling menyinergikan BUMN, pemerintah memilih PT Perkebunan Nusantara sebagai mitra PT Berdikari. Sebab, kebun merupakan areal potensial untuk beternak sapi.
Selama ini, kata Dahlan, banyak peternak enggan beternak sapi karena kekurangan pasokan pakan. Di areal perkebunan kelapa sawit PT Perkebunan Nasional misalnya, terdapat pelepah dan ampas sawit yang dapat diolah menjadi pakan berkualitas tinggi untuk sapi.
''Masing-masing PT PN dapat beternak sapi 30 ribu ekor. Ada 15 perusahaan BUMN Perkebunan yang disinergikan dalam pengembangan ini,'' katanya.