REPUBLIKA.CO.ID,Banyak orang yang bergerak di dunia bisnis menyukai mitos-mitos. Bahkan sebagian dari mereka mempercayainya karena mereka ingin mendapatkan 'cap' tentang diri mereka ataupun yang mereka lakukan. Sebenarnya mitos ini agak aneh.
Misalnya, mitos bahwa sebagian besar pemimpin bisnis yang sukses adalah mereka yang bekerja dengan keras, mendasarkan keputusan pada data dan angka-angka yang akurat. Mitos ini menggambarkan kepada kita bahwa suatu produk baru tidak akan sukses tanpa meeting yang berkepanjangan, komputer, konsultan yang dibayar mahal, para MBA, riset pasar, dan pengambilan keputusan secar hati-hati.
Padahal realitas kadangkala lebih mengasyikkan. Bisnis seperti biasa, seringkali menjadi saingan inovasi kesuksesan. Debat para inovator produk dan perusahaan seringkali dimulai dengan kata-kata seperti: ''Kita tak dapat melakukan hal itu, kan?'', atau ''Kita pernah mencoba hal itu dulu, tapi tidak berhasil'' atau juga ''Kenapa sih Anda masih mau melakukan hal tersebut?''
Realita adalah bagaimana kita mengembangkan produk yang kita banggakan. Bagaimana produk tersebut telah dibangun dengan dugaan dan fanatisme para kreator yang eksentrik dan kadang bersikap agak gila. Tapi, sebenarnya merekalah yang telah membangun citra produk di mata para konsumen. Berikut ini kisah para inovator dan produknya:
Harley Earl, bos General Motor Art And Color Section di tahun 1940-an dan 1950-an adalah orang pertama yang menciptakan mobil bergaya Hollywood. Ia membuat mobil yang lebih rendah, panjang dan bergaya sportif bagi para bintang film. Intinya ia membuat mobil lebih nyaman dam ringan untuk ngebut.
Earl, pribadi yang unik. Meski sangat jenius mengamati dan mengembangkan budaya perusahaan GM, tapi ia sendiri memiliki gaya berbusana eksentrik. Misalnya saja gaya busananya yang kemudian malah menjadi seragam para karyawan GM, kemeja biru gelap dengan pantalon putih.
Earl memiliki kegemaran pada pesawat terbang, bahkan seringkali ia terlihat berjalan-jalan di lapangan udara. Satu hari ketika Perang Dunia II, ia memaksa masuk ke konvoi percobaan pesawat rahasia The Lookheed P-38 Lightning. Ada tiga bagian dalam pesawat tersebut. Bagian depan berisi pilot, bagian tengah berisi bahan bakar dan tank. Di bagian belakang berbentuk seperti ekor vertikal berukuran panjang.
Setelah perang usai Earl teringat akan desain pesawat tersebut. Maka ia membuat sket pesawat tersebut untuk dipelajari krunya. Setelah dikembangkan maka hadirlah desain Cadillac di tahun 1948 yang masih populer hingga saat ini.
Mulanya reaksi terhadap desain ini beragam. Tapi Earl tak peduli. Ia percaya dengan memberi cukup waktu serta iklan yang tepat, konsumer tidak hanya akan terbiasa dengan desain tersebut. Konsumen akan menganggap desain ini sebagai simbol status dan kemewahan.
Setelah beberapa tahun desain Cadillac menjadi lebih besar dan lebih tajam. Akhirnya ketika pesawat terbang jet memukau imajinasi masyarakat di awal 1950-an. Earl memutuskan untuk menjadikannya langkah lanjutan mendesain Cadillac-nya. Dari sebuah suratkabar di tahun 1953 ia menemukan apa yang dicarinya. Sebuah foto jet dengan desain terbaru, The Douglas F-4D Skyray. Dirobeknya foto tersebut dan disimpannya dalam sakunya.
Tahun 1953, Skyray memecahkan rekor pesawat tercepat di dunia. Earl langsung memperlihatkan foto pesawat tersebut kepada para desainernya. Ia mengatakan sirip Cadillac terbaru harus didesain seperti jet dan roket, tak ada lagi Cadillac seperti lokomotif dan dan kapal.
Sejak itu hampir setiap model tahunan Cadillac semakin memikat dan lebih besar. Perusahaan mobil lain mulai berusaha menyaingi GM untuk menjadi yang terbesar, terlega, tapi juga berkesan flamboyan. Sirip Cadillac semasa masa kejayaannya sangat populer hingga tahun 1958. Awal 1960-an model ini telah benar-benar hilang dari peredaran mobil-mobil baru.
Model ini telah mewakili kehidupan masyarakat Detroit dalam jangka pendek, yang sekaligus juga menolong menuju masa pudarnya produk ini. Dekade setelah 1955 umumnya mobil keluarga beroda besar dengan kapasitas terbatas.