REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi pada 2013 antara 6,7 - 7 persen dengan target inflasi 3 - 5 persen. Hal itu disampaikan Hatta dalam konferensi pers di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Rabu (21/3), usai rapat kabinet paripurna membahas rencana kerja pemerintah 2013.
Target tersebut, lanjut Hatta akan dimasukkan dalam asumsi dasar perekonomian pada RAPBN 2013 yang saat ini sedang disusun Pemerintah dan akan diajukan ke DPR Mei mendatang.
"Inflasi pada 2013, kita targetkan 3 - 5 persen meski kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi pada April nanti diperkirakan akan memicu kenaikan inflasi, namun pada 2013 akan kembali turun," katanya.
Sementara untuk belanja modal, Pemerintah akan menaikkan menjadi sebesar Rp32,2 triliun dalam pagu indikatif RAPBN 2013, sedangkan untuk anggaran belanja operasional rutin tidak akan naik dibanding posisi APBN 2012.
"Belanja operasional 'flat', tidak ada peningkatan sama sekali. Sehingga anggaran untuk infrastruktur, belanjanya meningkat cukup tajam dan belanja-belanja modal dalam prioritas tersebut," kata Hatta.
Hatta mengatakan pemerintah tetap konsisten dengan sebelas prioritas yang menjadi agenda Kabinet Indonesia Bersatu II ditambah dengan beberapa inisiatif baru.
Ia menyampaikan keyakinannya bahwa ekonomi Indonesia pada 2013 akan mengalami ekspansi melalui kenaikan investasi dan ekspor di tengah tantangan ekonomi global. Belanja atau konsumsi masyarakat, menurut dia, juga diperkirakan dalam kondisi baik seiring inflasi yang tetap dijaga oleh pemerintah.
Sementara itu, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana menyebutkan tema rencana kerja pemerintah pada 2013 adalah 'Memperkuat Perekonomian Domestik Bagi Peningkatan dan Perluasan Kesejahteraan Rakyat.'
Beberapa kata kunci yang berkaitan dengan tema tersebut, jelas dia, adalah daya saing dari perekonomian domestik, daya tahan perekonomian, peningkatan dan perluasan kesejahteraan rakyat melalui pengurangan kemiskinan, pengangguran, dan kesenjangan, serta kestabilan ekonomi dan politik.