Senin 05 Mar 2012 20:20 WIB

Dahlan Iskan Minta BUMN Karya Percepat Spesialisasi

Meneg BUMN, Dahlan Iskan
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Meneg BUMN, Dahlan Iskan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri BUMN Dahlan Iskan meminta BUMN Karya untuk melakukan spesialiasi objek proyek agar perusahaan memiliki nilai tambah dan daya saing dengan perusahaan asing.

"BUMN Karya harus cepat melakukan spesialisasi untuk menangkap peluang usaha pada proyek-proyek (Engineering, Procurement, and Construction--red)," ujar Dahlan di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin.

Dahlan menuturkan, BUMN Karya tidak boleh lagi terpaku pada bisnis yang sama yaitu pembangunan jalan, jembatan, dan bangunan.

"Ibarat dokter, BUMN Karya yang ada saat ini harus meningkatkan diri itu jadi dokter spesialis agar menambah pengalaman masuk ke jasa EPC," ujarnya.

Mantan Direktur Utama PLN Ini menyatakan selama ini proyek EPC terutama pada pembangkit listrik dan pertambangan minyak banyak dikuasai oleh perusahaan asing, kalaupun ada BUMN Karya hanya sebagai mitra.

"Nilai EPC yang sangat luar biasa banyak dikuasai oleh perusahaan asing. Saya gemas kenapa tidak BUMN Karya saja yang mendapatkan proyek-proyek besar itu," ujarnya.

Dengan spesialiasi, tambah Dahlan, BUMN Karya memiliki pengalaman yang dapat dijadikan sebagai nilai tambah untuk mengikuti tender proyek-proyek EPC bernilai besar.

Sesuai dengan program penataan (right sizing) BUMN 2010-2014, Kementerian BUMN akan membentuk Holding BUMN Karya pada 2014.

Saat ini terdapat 9 BUMN Karya yang bergerak pada jasa kontruksi yaitu PT Adhi Karya Tbk, PT Wijaya Karya Tbk, PT Pembangunan Perumahan Tbk, PT Waskita Karya, PT Hutama Karya, PT Nindya Karya, PT Amarta Karya, PT Istaka Karya, dan PT Brantas Abipraya.

Selain itu terdapat 5 BUMN Karya yangbergerak pada jasa konsultan kontruksi, yaitu PT Virama Karya, PT Indah Karya, PT Yodya Karya, PT Bina Karya. Dalam Master Plan tersebut, BUMN Karya hanya akan terdapat 9 perusahaan.

Dahlan menjelaskan, rencana pembentukan Holding BUMN merupakan pemikiran lama yang harus dituntaskan. "Holding BUMN Karya tidak masalah, tinggal menunggu penuntasannya saja. Asal bukan merger, karena kalau merger nantinya hanya ada satu perusahaan, sehingga menyulitkan jika BUMN Karya melakukan tender," ujarnya.

Namun ditambahkan Dahlan, sambil menunggu realisasi holding tersebut BUMN Karya tersebut harus disosialisasikan bahwa terdapat peluang besar bagi perusahaan masuk proyek-proyek EPC dari sebelumnya hanya sekedar bangun jembatan, dan jalan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement