Selasa 31 Jan 2012 11:34 WIB

OPEC: Embargo Eropa atas Iran Pasti Lejitkan Harga Minyak

Ekspor Minyak Iran
Foto: presstv
Ekspor Minyak Iran

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON - Embargo Uni Eropa (UE) terhadap ekspor minyak Iran dipastikan menambah tekanan terhadap harga minyak dunia. Prediksi itu diungkapkan oleh sekretaris jendral OPEC, Abdullah al-Badri, Senin (30/1). Kondisi itu, menurut dia, akan terjadi meski saat ini tidak terjadi penipisan stok di bpasar.

UE telah meningkatkan tekanan terhadap Iran, anggota produsen terbesar kedua OPEC, karena fasiltas nuklirnya. Sanksi minyak itu  efektif berlaku 1 Juli. Tehran pun mengancam balik akan memutus suplai minyak di beberapa negara Eropa.

"Ini pasti akan menambah kerentanan pasar, tak diragukan lagi," ujar Badri di London. "Pasti akan ada penambahan tekanan dalam beberapa periode waktu."

"Embargo benar-benar bukan alat terbaik untuk berbicara dengan negara mana pun," imbuhnya menanggapi langkah UE. "Dialog adalah satu-satunya cara yang bisa kita ambil untuk menyelesaikan masalah apa pun ketimbang mengancam di sana sini."

Minyak Brent diperdagangankan di atas 111 dolar per barel pada Senin. Dalam 'situasi normal' pasar mengharapkan harga berada di kisaran 100 dolar per barel, harga yang didukung oleh produsen utama OPEC, Arab Saudi, awal bulan ini,

"100 dolar adalah harga yang cocok bagi produser maupun konsumen," ujar Badri. "Dibawah situasi normal, inilah perilaku pasar seharusnya."

OPEC, pada pertemuan terakhir Desember lalu, menetapkan target bagi 12 anggota untuk menyuplai kebutuhan dunia sebesar 30 juta barep per hari. Rapat itu memecahkan argumen enam bulan dalam tubuh OPEC atas minyak ekstra Arab Saudi dan negara Teluk lainya yang harus dipompa untuk mengatasi kekurangan suplai dari Libya tahun lalu.

Arab Saudi hingga kini masih belum memotong kembali suplai seperti semula. Produksi Libya telah pulih kembali. Menurut Badri, kondisi itu tak menyebabkan kelebihan pasukan mengingat kebutuhan beragam dari bulan ke bulan.

"Saya tak terlalu cemas terhadap minyak yang terlalu banyak. Berbicara 30 juta barel per hari adalah rata-rata umum. Kadang anda memproduksi 30,6 juta barel, berikutnya 30,1, lalu 30.

"Namun tak dipungkiri, kita kini memiliki bola permaninan berbeda. Ketegangan ancaman Iran memang belum mempengaruhi pasar langsung, namun ada risiko besar mengancam di sana."

sumber : Moneycontrol.com
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement