REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Salah satu grup operator hotel terkemuka di dunia, Accor, menilai Pemerintah Indonesia kurang melakukan promosi pariwisata.
"Dibandingkan dengan negara-negara tetangga, seperti Malaysia dan Singapura, dana yang dianggarkan Indonesia untuk promosi pariwisata sangat kurang," kata Gerard Guillouet, wakil presiden grup Accor Indonesia-Singapura-Malaysia pada peresmian pengambilalihan pengelolaan operasional Hotel Nikko Jakarta, di Jakarta, Kamis (19/1).
"Pemerintah Indonesia benar-benar harus mempertimbangkan menaikkan anggaran berpromosi wisata jika ingin perekonomiannya lebih maju terutama di sektor pariwisata," kata Gerard Guillouet mewakili pelaku bisnis hotel terbesar se-Asia Pasifik.
Gerard Guillouet mengatakan hal paling utama yang mendorong Accor untuk melakukan bisnis di Indonesia adalah 'travel business' atau perjalanan bisnis. "Industri penerbangan mulai berkembang di Indonesia, sehingga para pelancong banyak yang datang. Namun itu belum sebanyak jika pemerintah melakukan promosi dengan maksimal," Gerard Guillouet menambahkan.
Selain itu, Gerard Guillouet yang mengaku telah bertemu dengan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu, dua hari yang lalu, mengatakan bahwa perbaikan infrastruktur dan pengembangan transportasi publik ramah lingkungan juga sangat diperlukan untuk mendukung kemajuan ekonomi pariwisata.
"Sejauh yang saya lihat, negara ini masih sangat kurang dalam hal pengembangan infrastruktur. Perbaikan infrastruktur masih dipusatkan di kota-kota besar. Indonesia kan bukan hanya Jakarta, Bali, Lombok, atau Toraja saja," kata dia.
Gerard Guillouet juga menegaskan bahwa Indonesia perlu memberlakukan peraturan ketat tentang transportasi publik yang ramah lingkungan karena itu akan memudahkan para penlancong untuk bepergian.
Meski begitu, Gerard Guillouet menilai Indonesia sedang mengarah ke kemajuan ekonomi positif. Oleh karena itu, Accor, dengan Pullman sebagai 'brand' hotel 'upscale'-nya mengumumkan pengoperasian hotel ketiga ke dalam Jaringannya di Indonesia.
Dia meyakini, peluang pasar perjalanan bisnis di Indonesia telah berkembang secara signifikan, dan ini menjadi katalis terhadap pertumbuhan brand hotel 'upscale' yang berorientasi bisnis.
"Saya optimis dengan kemajuan ekonomi dan pembangunan di Indonesia, untuk itu kami putuskan untuk mengambil alih pengelolaan operasional Hotel Nikko Jakarta," kata dia.