REPUBLIKA.CO.ID, MALANG - Kementerian Koordinator Perekonomian menyatakan opsi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) masih terbuka. Pemerintah masih akan mengomunikasikan hal tersebut dengan komisi VII DPR.
Menteri Koordinator Perekonomian, Hatta Radjasa, menyatakan opsi penghematan subsidi BBM tidak pernah terkunci. Meskipun dalam APBN 2012 pemerintah telah menetapkan opsi pembatasan konsumsi BBM, namun pilihan lainnya yaitu menaikan harga BBM masih bisa diambil.
“Semua opsi bagus. Kita akan pilih yang terbaik,” katanya. “Kita tidak pernah tahu kondisi ekonomi global akan seperti apa nanti. Sehingga, kita harus mengambil jalan lain.”
Saat ini, banyak pihak yang mengkhawatirkan rencana pemerintah untuk membatasi penggunaan premium. Pengguna mobil plat hitam diminta untuk menggunakan pertamax. Namun, ketegangan yang terjadi di Iran membuat sejumlah pihak khawatir hal tersebut akan berimbas pada kenaikan harga pertamax hingga dua kali lipatnya.
“Oleh karena itu, kita masih akan membahas semua opsi tersebut dengan komisi VII DPR,” ujarnya.
Menteri Keuangan, Agus Martowardojo, pun menyatakan opsi kenaikan BBM secara prinsip tidak tertutup. APBN memang tidak mengizinkan, namun opsi menaikkan harga BBM masih dimungkinkan. ''Pemerintah bisa saja mengajukan perubahan undang-undang. Bisa juga dengan mempercepat pembahasan APBN-P di DPR,'' katanya.