REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – PT Pertamina Gas (Pertagas) menyiapkan belanja modal hingga Rp 3 triliun pada 2012. Sementara itu, hingga akhir tahun, Pertagas berharap bisa membukukan pendapatan sekitar Rp 750 miliar.
Direktur Pertagas, Gunung Sardjono Hadi menyatakan, belanja modal yang dialokasikan memang lebih tinggi dari tahun ini yang hanya Rp 1,038 triliun. "Ini disebabkan karena banyaknya proyek yang kami tangani tahun depan," katanya, Senin (5/12).
Beberapa proyek tersebut, ungkap dia, seperti pembangunan pipa floating storage and regastification unit (FSRU) dan pipa Trans Jawa. Belanja modal tersebut akan berasal dari pengalokasian dari dari Pertamina. "Jadi tidak cari sendiri," katanya menegaskan.
Perseroan pun berharap bisa membukukan pendapatan hingga Rp 750 miliar hingga akhir tahun. Angka ini melebihi target pendapatan yang ditetapkan untuk 2011 yaitu Rp 627 miliar. Tahun depan diharapkan pendapatan bisa meningkat hingga Rp 1 triliun. "Lalu di 2015 diharapkan mencapai target BUMN sekitar Rp 3 triliun," papar Gunung.
Sementara itu, untuk proyek pipa Trans Jawa, menurut Gunung semuanya masih akan sesuai jadwal. Sementara sumber pasokan gasnya masih akan dibicarakan. "Kami bersama BP Migas akan melihat lebih detail ketersediaan gas yang ada," ujarnya.
Namun kebanyakan berasal dari domestik, seperti Bontang dan Tangguh. "Pada 2013 pipa ini sudah bisa mengalirkan gas ke FSRU yang ada," bebernya.
Pipa gas Trans Jawa akan menyalurkan gas di sepanjang pulau Jawa. Dengan demikian, distribusi gas akan semakin gampang.
Pipa ini akan menghubungkan semua pasokan gas di Jawa serta menyalurkan ke semua pembangkit berbahan bakar gas di Jawa. Sehingga, penyediaan gas menjadi lebih fleksibel dan pemakaian gas ke pembangkit dapat dijamin.
"Serta dapat dihubungkan kepada off taker gas yang lain (industri maupun SPBG)," kata Direktur Utama PLN, Nur Pamudji.
Selama ini gas untuk pembangkit listrik dipasok dari daerah yang paling dekat. "Dengan adanya pipa ini, bila terjadi kelebihan gas pada satu sumber gas dapat dialirkan ke pembangkit listrik yang membutuhkan meskipun jaraknya jauh," tuturnya.
Menurut Nur, pembangunan pipa semacam ini lazim dilakukan oleh sejumlah negara. "Di semanjang Malaysia misalnya, semua pipa gas terhubung. Jadi infrastruktur kita sudah tertinggal," ujarnya.
Pipa tersebut akan memiliki panjang 700 kilometer. Pada tahap awal pipa tersebut akan menghubungkan Semarang dan Gresik sepanjang 270 kilometer. Pembangunan konstruksinya akan selesai pada 2013 akhir. "Investasinya untuk tahap awal saja 300 juta dolar AS," ungkapnya.
Sementara total investasi pembangunan pipa dari Jawa Barat hingga Jawa Timur mencapai 784 juta dolar AS atau sekitar Rp 7 triliun. Biaya untuk membangun pipa ini ditanggung PLN. "Namun bila ada perusahaan yang ingin berkontribusi juga dipersilahkan," tandas Nur.