Senin 28 Nov 2011 15:39 WIB

Momentum Terbaik Investor Lokal Nikmati Yield Obligasi Tinggi

Rep: Sefti Oktarianisa/ Red: Djibril Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Chief Investment Officer Trimegah Asset Mangement, Herdi Ranuwibowo menilai pasar modal Indonesia akan diwarnai gejolak (volatilitas) dan ketidakpastian pada 2012 mendatang. Ia mengatakan situasi ini akan berdampak pada terjadinya capital outflow (keluarnya dana dari dalam ke luar negeri ) di pasar obligasi.

Apalagi, tambah dia, pasar obligasi Indonesia banyak didominasi investor asing. "Ini akan menyebabkan penurunan harga obligasi dan peningkatan pada imbal hasil (yield)," ujarnya dalam Market Outlook, Oportunity in Volatility and Indonesia Strategy 2012, Senin (28/11).

Namun dengan strategi yang tepat, ia menilai gejolak ini, bisa menjadi kesempatan yang baik bagi investor dalam negeri. "Investor lokal dapat memanfaatkan momentum ini dengan mulai membeli obligasi untuk menikmati yield tinggi," katanya.

Bukan hanya itu, ia menuturkan, kondisi tersebut juga merupkan momen bagi investor lokal untuk mulai masuk ke obligasi. Apalagi, dinilainya, obligasi dalam negeri yang sudah undervalued (harga berada di bawah nilai) akibat aksi jual investor asing.

"Jika terjadi capital outflow ke Surat Utang Negara (SUN), yield memang akan menurun. Tapi tidak bagi yield obligasi korporasi," ujarnya lagi.

Karenanya, ia juga menyarankan investor lokal untuk mulai mengoleksi obligasi korporasi dengan rating baik, terutama bagi investor jangka panjang. Hingga akhir 2012 nanti, Trimegah Securities memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan berada pada posisi 4.150 sampai 4.250.

Beberapa saham dianjurkan menjadi pilihan, di antaranya saham perbankan seperti PT Bank Mandiri (BMRI) dan PT Bank Negara Indonesia (BBNI). Selain itu sejumlah saham di sektor batubara juga dinilai memiliki prospek menarik di 2012. Di antaranya saham Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Bukit Asam (PTBA) dan saham perusahaan swasta PT Adaro (ADRO).

Kondisi serupa juga disinyalir akan terjadi pada saham perusahaan perkebunan dan sektor ritel. Seperti saham BW Plantation (BWPT) dan London Sumatera Indonesia (LSIP) serta PT Ace Hardware (ACES) dan PT MItra Adiperkasa (MAPI).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement