REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Kementerian BUMN akan melakukan transformasi terhadap 7 BUMN merugi. Sebanyak 6 BUMN akan diubah menjadi anak usaha BUMN yang lebih mapan. Sedangkan Istaka Karya yang sudah dipailitkan akibat terjerat utang tidak akan diselamatkan.
Menteri BUMN, Dahlan Iskan menyatakan, tujuh BUMN yang setengah mati tersebut akan ditransformasi dalam waktu yang sangat pendek. Sejumlah BUMN tersebut adalah PT Energy Management Indonesia, Balai Pustaka, Pradnya Paramita, dan PT Perusahaan Film Negara. “Sedangkan Istaka Karya tidak akan diselamatkan karena telah dipailitkan secara hukum,” katanya, Selasa (25/10).
Sejumlah BUMN yang masih bisa diselamatkan akan diubah menjadi anak perusahaan bagi perusahaan BUMN yang mapan. Ini dilakukan sekaligus untuk mengendalikan jumlah anak perusahaan BUMN. “Di lain pihak kami tidak ingin jumlah anak perusahan BUMN tidak bertambah terus sehingga sulit dikontrol,” katanya. Oleh karena itu, dari pada membuat anak perusahaan baru, perusahaan-perusahaan BUMN yang merugi tersebut akan bermetamofosis menjadi anak perusahaan BUMN yang benar-benar membutuhkan.
Menurutnya, terdapat sejumlah BUMN yang berminat untuk mengakuisisi sejulam perusahaan tersebut. “Ada dua BUMN yang akan diambil Adhi Karya. Satu lagi diambil oleh PT PP, dan satu lagi diambil Angkasa Pura I,” katanya. Dengan demikian, perusahaan BUMN yang merugi tersebuut harus mengubah nama, tujuan, bahkan bidang usahanya. “Namun status badan hukumnya yaitu perusahaan terbatas (PT) tidak berubah,” katanya.
Perubahan bidang usaha tersebut menurut Dahlan tidak akan memberikan pengaruh buruk terhadap bisnis perusahaan yang menjadi induk maupun yang ditransformasi. Di dunia bisnis, pengubahan bidang usaha adalah hal yang biasa. “Di dunia bisnis swasta bahkan ada perusahaan sepatu yang tiba-tiba berubah bisnis menjadi perusahaan elektronik. Malah setelah itu, mereka jadi semakin besar,” katanya. Oleh karena itu, Dahlan berharap transformasi ini bisa segera direalisasikan.