REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia, Sofyan Basir, mengatakan pihaknya akan menyikapi dampak krisis ekonomi di Eropa dan Amerika Serikat dengan berhati-hati dalam memberikan kredit valuta asing.
"Kita akan berhati-hati mengantisipasinya khususnya untuk kredit valas," kata Sofyan usai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS LB) BRI di Jakarta, Rabu.
Dia katakan, dampak krisis ekonomi di Eropa dan AS tidak terlalu signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional, karena ekonomi Indonesia masih akan tetap tumbuh stabil karena ekspor Indonesia punya pangsa yang jelas dan tidak terlalu terganggu krisis.
"Dampaknya tidak otomatis mengurangi potensi ekspor kita. Mungkin akan berkurang tetapi tidak terlalu signifikan," katanya.
Sementara mengenai dampak krisis terhadap harga saham BRI, Sofyan mengatakan, pengaruhnya tidak hanya pada penurunan harga saham BRI tetapi juga hampir seluruh saham di Bursa Efek Indonesia.
Krisis keuangan di Eropa dan Amerika Serikat belakangan ini mempengaruhi pasar keuangan dan saham di seluruh dunia termasuk Indonesia. Nilai tukar rupiah mengalami tekanan cukup besar dan melemah ke posisi Rp8.970 per dolar AS.
Sementara indeks harga saham gabungan BEI sempat merosot ke posisi 3.200 setelah sebelumnya sempat mencapai posisi tertinggi 4.100 pada pertengah September lalu.
RUPSLB BRI kali ini memutuskan mengangkat Gatot Mardiwasisto sebagai direktur untuk menambah jajaran direksi BRI menjadi 11 orang. (