Selasa 27 Sep 2011 09:21 WIB

Rusia Bidik Proyek Rel Kereta di Kaltim

Rel kereta api, ilustrasi
Foto: Blogspot
Rel kereta api, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA-- Sebuah perusahaan asal Rusia berminat membangun rel kereta api di Kalimantan Timur (Kaltim), dalam jangka pendek untuk mengangkut batubara dan hasil bumi, sedangkan jangka panjang angkutan manusia dan barang.

"Nama perusahaan itu adalah Kalimantan Rail yang dipimpin oleh Andrey Sliqef," kata Kepala Badan Perizinan dan Penanaman Modal Daerah (BPPMD) Kaltim, HM Yadi Sabianoor di Samarinda, Selasa.

Untuk meyakinkan pemerintah tentang keseriusan perusahaan asing itu dalam berinvestasi, 28 September 2011 Andrey dan rombongan akan datang ke Kantor Gubernur untuk melakukan presentasi di hadapan Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak dan pejabat terkait.

Pembangunan rel kereta api yang dilirik pengusaha asal Rusia itu akan menghubungkan tiga provinsi, meliputi Kaltim, Kalimantan Selatan (Kalsel), dan Kalimantan Tengah (Kalteng).

Jika terlaksana, pembangunan rel kereta api oleh Kalimantan Rail ini tidak akan mengganggu pembangunan rel kereta api oleh perusahaan asal Timur Tengah yang bernama Ras Alkhaima, karena kawasan yang disasar berbeda, justru masing-masing rel bisa saling terkoneksi.

Menurut Yadi, perusahaan Kalimantan Rail tersebut didirikan oleh belasan pengusaha Rusia yang tergabung dalam Ikatan Pengusaha Rusia, seperti di Indonesia Kadin.

Sedangkan Ikatan Pengusaha Rusia itu kemudian membentuk kelompok yang khusus berinvestasi atau melakukan hubungan dagang di Indonesia. Kelompok ini bernama "Business Council For Coorporation With Indonesia" (BCFCWI).

BCFCWI inilah yang banyak mengetahui berbagai peluang usaha dan sumber daya alam yang ada di Indonesia, termasuk di Kaltim sehingga mereka merasa yakin untuk berusaha di Kaltim.

Selain berminat berusaha bidang rel kereta api, kelompok ini juga berminat membangun pembangkit listrik berbahan baku sampah, dan pembangkit listrik tenaga nuklir, karena mereka mengetahui, bahwa Kaltim masih kekurangan listrik, padahal bahan bakunya cukup tersedia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement