Kamis 22 Sep 2011 20:33 WIB

Masih Berpotensi Besar, Kopi Indonesia untuk Dikembangkan

Biji Kopi (Ilustrasi)
Foto: Flickliver.com
Biji Kopi (Ilustrasi)

MEDAN - Indonesia dinilai masih berpotensi besar dalam pengembangan areal, produksi, mutu dan ekspor kopi, baik berupa biji maupun dalam bentuk sudah diolah.

"Potensi pengembangan areal kopi ada di Papua, Sulawesi, Kalimantan dan bahkan Sumatera Utara. Produksi juga masih bisa ditingkatkan karena pemerintah memiliki program revitalisasi dimana petani bisa mendapatkan benih bagus, pupuk murah dan pembiayaan untuk peremajaan tanaman," kata staf di Kementerian Perdagangan Wijayanto, di Medan, Kamis (22/9)

Kepala Seksi Tanaman Semusim Direktorat Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan Ditjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan itu mengatakan hal tersebut usai acara sosialisasi pengembangan tanaman ekspor kopi.

Menurut Wijayanto yang perlu diluruskan ialah asumsi bahwa China sudah menjadi ancaman kopi Indonesia, karena luas areal, produksi dan termasuk mutu kopi Indonesia masih bisa ditingkatkan dan bahkan tetap diakui pasar internasional.

"Kopi Indonesia masih cukup dikenal dan pemerintah dewasa ini juga semakin serius memperhatikan tanaman itu apalagi permintaan di dalam negeri juga semakin bagus," katanya.

Sumut, misalnya, bukan hanya dikenal sebagai sentra dan ekspor kopi arabika, tetapi juga pintu gerbang ekspor untuk jenis robusta. "Potensi kopi itu semakin terlihat bagus karena konsumsi kopi nasional dewasa ini sudah 0,9 kg per kapita per tahun dan diperkirakan semakin meningkat," katanya.

Melihat potensi pasar di dalam dan luar negeri yang meningkat itu pula, maka pemerintah sudah menyiapkan rencana hilirisasi untuk produk kopi itu di dalam negeri.

Hilirisasi kopi bukan saja akan semakin menarik minat petani mengembangkan tanamannya, tetapi juga mendorong eksportir mengekspor dalam bentuk olahan serta juga diharapkan bisa menarik minat investasi asing.

Ketua Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Sumut, Adryanus Simarmata, mengatakan, asosiasi siap mendukung program pemerintah di hilirisasi kopi itu dan sebagian pengusaha di Sumut sudah menjalankan program itu sebelumnya.

Harga ekspor biji kopi sendiri, kata dia, masih cukup mahal karena permintaan tetap tinggi di tengah produksi yang sedang menurun. Pada 2010, nilai ekspor kopi Sumut baik untuk jenis arabika, robusta dan instant mencapai 221,697 juta dolar AS atau naik 15,1 persen dari tahun 2009.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement