REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--PT PLN (Persero) menandatangani perjanjian penerbitan surat utang global jangka menengah sebesar dua miliar dolar AS.
Sekretaris Perusahaan PLN Ida Bagus G Mardawa dalam siaran pers yang diperoleh di Jakarta, Kamis, mengatakan, penandatanganan program surat utang itu telah dilakukan pada Rabu (21/9).
PLN menunjuk Barclays Capital dan Citi sebagai "arranger" surat utang tersebut. Sementara itu , Barclays Capital, Citi, HSBC dan UBS memperoleh kepercayaan PLN sebagai "dealers"-nya.
Sebagai bagian dari pelaksanaan Program tersebut, PLN akan mengadakan pertemuan-pertemuan dengan investor dari manca negara. "Pertemuan akan dimulai pada Selasa (27/9) pekan depan," ujar Ida Bagus Mardawa.
PLN kini berperingkat utang Ba1 sesuai "rating" Moody's, BB dari S&P, dan BB+ dari Fitch.
Mardawa menambahkan, siaran pers tersebut bukan merupakan sebuah penawaran untuk menjual efek tersebut di Amerika Serikat maupun Indonesia.
Efek yang dimaksud tidak diperbolehkan diperdagangkan di Amerika Serikat tanpa registrasi atau pengecualian untuk registrasi sesuai dengan U.S. Securities Act of 1933, sebagaimana telah diamandemen.
Menurut Ida Bagus Mardawa, semua penawaran efek di Amerika Serikat maupun di Indonesia harus dilaksanakan dengan prospektus yang diperoleh dari penerbit dan dilengkapi dengan informasi rinci tentang perusahaan dan manajemen, dan juga laporan keuangan.
"PLN tidak bermaksud untuk melakukan pernyataan pendaftaran baik sebagian atau sepenuhnya dari penawaran efek tersebut baik di Amerika Serikat maupun di Indonesia," ujarnya.