Ahad 28 Aug 2011 15:10 WIB

Penjualan Listrik Naik, PLN Laba Rp 9,4 Triliun

Rep: Nidia Zuraya/ Red: Agung Vazza
Petugas PLN. Ilustrasi.
Foto: Antara
Petugas PLN. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Pada semester pertama tahun 2011, penjualan listrik PT PLN (Persero) mencapai 76.867,53 Giga Watt hour (GWh) dengan pendapatan penjualan sebesar Rp 56,9 triliun. Jumlah tersebut meningkat sebesar 14,8 persen dibandingkan pencapaian semester pertama tahun lalu yang sebesar Rp 49,5 triliun.

Secara umum kondisi kinerja keuangan PLN semester satu tahun 2011 mencatatkan nilai biru. Selain ditandai dengan peningkatan penjualan tenaga listrik dan pendapatan usaha, pada semester satu tahun ini, PLN dapat membukukan laba bersih pada periode berjalan sebesar Rp 9,4 triliun. Angka tersebut meningkat sebesar 16,2 persen dibandingkan semester satu tahun 2010 yang membukukan laba bersih Rp 8,1 triliun.  

Menurut Manajer Senior Komunikasi PLN, Bambang Dwiyanto, meningkatnya penjualan tenaga listrik tersebut dipengaruhi meningkatnya jumlah pelanggan yang selama semester pertama tahun 2011 bertambah 1.608.712 pelanggan hingga total jumlah pelanggan PLN per 30 Juni 2011 sebesar 43,3 juta. "Meningkatnya penjualan tenaga listrik itu berdampak pada meningkatnya pendapatan usaha PLN di semester pertama tahun ini, yakni sebesar Rp 98,5 triliun. Angka ini meningkat 26,4 persen jika dibandingkan semester pertama 2010 yang sebesar Rp 78,03 triliun," ungkap Bambang dalam siaran pers PLN, Ahad (28/8). 

Meski demikian meningkatnya pendapatan usaha ini, menurutnya, didominasi meningkatnya subsidi listrik pemerintah. Hingga pertengahan tahun ini, tercatat nilai subsidi pemerintah sebesar Rp 40,8 triliun, meningkat sebesar 26,3 persen dibandingkan semester yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 27,8 triliun.

Sementara itu, biaya pembelian bahan bakar dan pelumas yang digunakan untuk memproduksi listrik pada enam bulan pertama 2011 tercatat sebesar Rp 58,03 triliun, meningkat sebesar 39,9 persen jika dibandingkan dengan semester yang sama pada tahun lalu yang tercatat sebesar Rp 41,47 triliun. "Meningkatnya biaya bahan bakar ini, merupakan konsekuensi dari meningkatnya produksi tenaga listrik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan menggerakkan roda perekonomian," papar Bambang.

Secara konsolidasi pada semester pertama tahun 2011 total nilai aset PLN meningkat sebesar 11,1 persen dibandingkan aset yang tercatat hingga akhir Desember 2010. Hingga Juni 2011, PLN mencatatkan nilai aset sebesar Rp 410,4 triliun, sementara pada akhir Desember 2010 tercatat sebesar Rp 369,5 triliun. Dari total nilai aset tersebut, nilai aset tidak lancar sebesar Rp 331,9 triliun dan aset lancar sebesar Rp 78,5 triliun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement