Rabu 03 Aug 2011 14:07 WIB

Antisipasi Gagal Panen, Pemerintah Siapkan Rp380 Miliar untuk Kebutuhan Pangan

Panen padi
Foto: Panca/Republika
Panen padi

REPUBLIKA.CO.ID, AKARTA - Pemerintah menyiapkan anggaran untuk membantu para petani terhadap kemungkinan gagal panen atau puso. Sebagai antisipasi ketersediaan pangan hingga akhir tahun dana yang disiapkan sebesar Rp380 miliar.

Menko Perekonomian, Hatta Rajasa, seusai rapat koordinasi di Jakarta, Rabu  (3/8) menjelaskan anggaran tersebut diambil dari dana stabilisasi pangan yang telah ditetapkan dalam APBN sebesar Rp2 triliun.

"Kita akan menggunakan dana stabilisasi bahan pangan pokok kita yang sekitar Rp2 triliun tersebut dan yang baru kita gunakan saat ini untuk memberikan bantuan kepada petani yang mengalami puso kira-kira Rp380-an miliar," ujarnya.

Dalam rapat koordinasi tersebut juga hadir Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, Menteri Pertanian Suswono, Menteri PPN/Kepala Bappenas Armida S Alisjahbana, Menteri BUMN Mustafa Abubakar, Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono dan Kepala Badan Pusat Statisitik (BPS) Rusman Heriawan.

Hatta menjelaskan anggaran tersebut telah bertambah dalam APBN Perubahan sekitar Rp600 miliar. Sehingga total keseluruhan pemerintah mencadangkan dana sebesar Rp2,2 triliun untuk menjaga ketersediaan harga pangan.

"Kita sekarang masih memiliki sekitar Rp2,2 triliun, dan ini nanti yang akan kita gunakan maksimal untuk stabilisasi harga pangan pokok," ujarnya. Pemerintah juga mempertimbangkan untuk memberikan raskin ke-13 pada Desember mendatang yang diperkirakan sebagai bulan paceklik pangan.

"Kita tadi sepakat khusus untuk raskin ke-13 ini kita pertimbangkan untuk kita berikan, mengingat pada bulan-bulan Desember tersebut musim paceklik," ujar Hatta.

Sedangkan Menteri Pertanian Suswono menjelaskan petani akan mendapatkan biaya pengolahan sebesar Rp2,6 juta per hektar apabila mengalami gagal panen atau puso. Pemberian hingga 75 persen dan dana dikucurkan setelah dilakukan verifikasi serta langsung masuk ke dalam rekening petani.

"Itulah yang diganti, pertama pupuk, kedua benih, ketiga bantuan biaya pengolahan yaitu Rp2,6 juta rupiah per hektar. Saat ini kami masih posisinya tunggu dari daerah setelah klarifikasi, yang jelas dana sudah siap. Begitu sudah diverifikasi kita langsung transfer ke rekening petani," ujar Suswono.

Ia berharap dana tersebut dapat terpakai di daerah pertanian yang mengalami serangan hama wereng. Namun diharapkan dana itu tidak terpakai dan tidak ada panen yang gagal.

"Ini maksudnya yang sudah kita ambil kan untuk cadangan. Karena Rp380 miliar kita asumsikan selama ini dari (tahapan musim tanam) time series yang ada minimal 100 ribu hektar lahan. Mudah-mudahan tidak terpakai, artinya panen sukses jangan gagal," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement