REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-Dua pesawat MA60 buatan Cina yang baru saja dibeli maskapai Merpati tidak bisa langsung mengangkasa di Indonesia. Menteri Perhubungan Freddy Numberi menegaskan, pemerintah belum mengeluarkan izin terbang kepada dua pesawat baru Merpati itu.
"Belum terbang. Kita belum ijinkan terbang karena kita perlu melakukan pemeriksaan menyeluruh," kata Freddy di kantor Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kamis (9/6).
Selain itu, kata Freddy, pilot Merpati yang akan menerbangkan MA60 itu harus berlatih dulu. "Para pilotnya kita minta masuk lagi untuk melakukan simulasi training. Kalau sudah selesai, baru itu boleh terbang," kata Freddy.
Pesawat MA60 merupakan jenis pesawat Merpati yang jatuh di Kaimana, Papua Barat, bulan lalu. Penyebab kecelakaan itu bisa karena faktor pesawat dan pilot. "Kita melihat MA60 ini untuk geographical train ini pilotnya perlu training lagi," kata Freddy.
Rata-rata pilot Merpati adalah pilot pesawat Fokker selama 20 tahun. Oleh karenanya, para pilot harus transisi terlebih dahulu ke MA60. "Ada beberapa program, ada teknik khusus, salah satunya untuk landing dan take off," katanya.
Simulator untuk MA60 sudah ada di Indonesia. "Hanya penyesuaian-penyesuaian saja untuk mengingat beberapa komponen pesawat. Freddy mengatakan, selama pihaknya menyatakan MA60 itu grounded, Merpati tidak boleh menerbangkannya.