Sabtu 30 Apr 2011 08:31 WIB

Harga Minyak Menembus 114 Dolar

REPUBLIKA.CO.ID,NEW YORK--Harga minyak mentah menembus 114 dolar Amerika Serikat per barel di New York, Jumat waktu setempat, untuk pertama kalinya dalam 31 bulan, terangkat oleh kemerosotan dolar terus-menerus terhadap mata uang utama lainnya. Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Juni, naik lebih tinggi sepanjang sesi perdagangan mencapai 114,18 dolar AS per barel hanya beberapa menit sebelum pasar ditutup, puncak tertinggi sejak 22 September 2008.

Kontrak minyak mentah yang juga dikenal sebagai West Texas Intermediate (WTI) tersebut berakhir pada 113,93 dolar AS per barel, atau naik 1,07 dolar AS dari penutupan Kamis.

"Dua hal yang sangat positif untuk minyak adalah dolar yang lemah dan pasar saham yang kuat, dan selama beberapa minggu terakhir kita mendapatkan keduanya," kata Adam Sieminski dari Deutsche Bank.

Harga patokan New York naik 6,7 persen selama April, dan sekitar 25 persen sejak awal tahun. April adalah bulan kedelapan berturut-turut dari kenaikan untuk WTI, analis Commerzbank mencatat. Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Juni naik 87 sen menjadi 125,89 dolar AS per barel dalam perdagangan elektronik.

Pasar keuangan di London ditutup pada Jumat untuk merayakan pernikahan kerajaan dari Pangeran William dan Kate Middleton. Inflasi yang melaju cepat di 17-negara zona euro pada Jumat meningkatkan ekspektasi kenaikan suku bunga oleh Bank Sentral Eropa (ECB), yang pada gilirannya meningkatkan euro terhadap dolar. "Dolar sangat lemah dan itu berhubungan antara dolar yang lebih lemah dan harga komoditas yang lebih kuat, terutama minyak, adalah sesuatu yang sangat kuat," kata Sieminski.

Dolar yang lemah mendorong permintaan minyak yang dihargakan dalam dolar dari para pembeli yang menggunakan mata uang kuat. Inflasi zona euro naik menjadi 2,8 persen pada April dari 2,7 persen pada Maret, menurut estimasi pertama pada Jumat dari lembaga data Eurostat Eropa.

April adalah bulan kelima berjalan di mana inflasi berada di atas target ECB 2,0 persen. Inflasi, yang didorong oleh lonjakan harga energi dan komoditas, mendorong ECB untuk mengangkat suku bunga acuannya bulan ini menjadi 1,25 persen, kenaikan pertama dalam hampir tiga tahun.

sumber : antara/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement