Rabu 30 Mar 2011 17:38 WIB

Karakatau Steel Mulai Gunakan Dana IPO 100 Juta Dolar AS

Rep: fitria andayani/ Red: Krisman Purwoko

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--PT Karakatau Steel akan menggunakan sekitar 100 juta dolar AS dari total dana hasil penawaran perdana saham (IPO) perseroan tahun ini. Hingga saat ini, dana hasil IPO Karakatau Steel yang mencapai sekitar Rp 2,6 triliun masih tersimpan dalam bentuk deposito. Tahun ini pun, Karakatau Steel tengah memburu pinjaman hingga 600 juta dolar AS.

Direktur Utama Karakatau Steel, Fazwar Bujang menyatakan, sejumlah dana hasil IPO itu akan digunakan untuk land conditioning dan modal kerja. “Tahun ini, kami berniat untuk menambah kapasitas produksi, sehingga otomatis kami harus memperbanyak pekerja,” katanya, Rabu (30/3). Tahun ini, Karakatau Steel berusaha untuk meningkatkan produksi hingga 2,2 juta ton.

Sementara penjualan diharapkan bisa meningkat hingga 12,5 persen. “Sehingga laba bersih bisa memenuhi target sebesar Rp 1,3 triliun dan pendapatan mencapai Rp 18 triliun,” tuturnya. Tahun ini, Karakatau Steel menetapkan biaya modal mencapai Rp 3,3 triliun. Dana tersebut akan digunakan untuk melakukan sejumlah revitalisasi, land preparation, komplek blast furnace, dan pendirian pembangkit listrik. Pembangkit listrik tersebut nantinya akan berkapasitas 120 megawatt.

Biaya modal tersebut berasal dari kas internal perusahaan dan pinjaman. “Mulai hari ini sampai tiga tahun ke depan, kami memerlukan pinjaman sekitar 600 juta dolar,” kata Direktur Keuangan Karakatau Steel, Sukandar . Pinjaman tersebut diharapkan berasal dari Credit Export Agency atau gabungan negara-negara pengekspor.

“Sekarang kami sudah jajaki beberapa negara, namun belum bisa dirilis. Masih tender,” katanya. Menurutnya, sebelumnya, Karakatau Steel pernah mendapatkan bantuan semacam ini dari Jerman. “Kami harap bisa dapat lagi,” tuturnya. Pinjaman akan berbentuk kredit ekspor dan pinjaman komersial.

Hingga akhir 2010, Krakatau Steel mencatat penurunan pendapatan sebesar 12,16 persen menjadi Rp 14,86 triliun. “Penurunan tersebut disebabkan oleh adanya penghentian sementara pabrik hot strip mill. Selama 2 hingga 3 bulan pada Oktober dan November,” kata Fazwar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement