REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Penurunan harga sejumlah komoditas pangan pada bulan ini berpotensi menyebabkan deflasi. Kepala Badan Pusat Statistik Rusman Heriawan mengatakan, komoditas yang harganya turun tajam seperti beras dan cabai. Sementara, penurunan harga bawang merah dan bawang putih belum signifikan walau tekanannya terhadap inflasi cenderung melemah.
Rusman mengatakan, bila deflasi pada Maret tahun ini lebih besar dari tahun lalu, maka inflasi year on year akan turun, demikian pula sebaliknya. Tingkat deflasi pada Maret 2010 tercatat sebesar 0,14 persen. "Kalaupun ada inflasi, saya kira tidak terlalu tinggi, sekitar Februari lalu. Kan Februari lalu 0,13 persen. Kalaupun ada deflasi mendekati nol, kalau inflasi masih mendekati nol juga," katanya kepada wartawan usai Rapat Koordinasi Bulanan antara Pemerintah dan Bank Indonesia (BI), Senin (21/3).
Potensi deflasi pada Maret, kata Rusman, tidak terlepas dari kebijakan Pemerintah menunda pemberlakuan pengaturan distribusi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Sehingga tidak ada sumbangan inflasi dari komponen harga diatur pemerintah atau administered price. Walau demikian, kontribusi negatif komponen BBM terhadap potensi deflasi pada Maret terjadi akibat kenaikan harga Pertamax yang harganya naik dari Rp 8.100 menjadi Rp 8.700 per liter sejak 15 Maret.
Diwawancarai terpisah, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Hatta Rajasa menyebutkan, untuk mengendalikan inflasi, Pemerintah melakukan tindakan bersama aparat di daerah. Karena, 77 persen inflasi nasional dipengaruhi inflasi di daerah. "Selain itu, kita juga mengundang BI, kita satukan dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah. Efeknya terhadap daerah akan besar, kita melakukan monitoring tidak hanya provinsi tetapi juga daerah per kabupaten. Kita harapkan Maret terjadi deflasi," ucapnya.