Jumat 18 Mar 2011 21:25 WIB

BKPM: Indonesia Targetkan Investasi Rp 600 Triliun

REPUBLIKA.CO.ID,SAMARINDA--Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Gita Wirjawan menyebutkan, Indonesia menargetkan investasi baru mencapai Rp600 triliun hingga tahun 2014. "Realisasi investasi hingga tahun 2010 berupa fasilitas Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mencapai Rp208,5 triliun dan hingga tahun 2014 mencapai Rp600 triliun," kata Gita Wirjawan saat berada di Samarinda, Jumat.

Jika pelayanan ini dapat berjalan dengan baik maka dapat dipastikan tahun 2014 investasi meningkat sampai Rp550-Rp600 triliun. Ia optimistis hal itu bisa terealisasi karena didukun PTSP (Pelayanan Terpadu Satu Pintu). PTSP merupakan kegiatan perizinan dan nonperizinan yang proses pengelolaannya dimulai dari tahap permohonan sampai dengan tahap terbitnya dokumen yang dilakukan dalam satu tempat.

"Adanya PTSP ini kami harapkan dapat memberikan pelayanan yang cepat, tepat, transparan dan memiliki kepastian hukum, sesuai motto program ini," katanya saat menghadiri peresmian PTSP di Kaltim. Motto PTSP adalah "Ramah dalam Pelayanan. Cepat dalam Pelaksanaan. Kepuasan yang Kami Utamakan".

Pada tahun 2010, kapasitas Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mengalami peningkatan yang pesat yaitu satu persen, jumlah tersebut jika dirupiahkan mencapai Rp133-Rp138 triliun. Kapasitas penanaman modal di luar Pulau Jawa juga mengalami peningkatan, yakni 38 persen 2010 yang awalnya hanya 13,7 persen.

"Kami berharap untuk kedepannya, Kaltim dapat menyumbang penanaman modal 50 persen," katanya hal itu berdasarkan besarnya potensi sumber daya alam, industri serta perdagangan di provinsi berpenduduk 3,2 juta jiwa itu. Apabila investasi dapat meningkat sampai Rp550-Rp600 triliun pada tahun 2014, maka dapat dipastikan dapat merangsang pertumbuhan ekonomi mencapai 6-7 persen.

Dengan adanya pertumbuhan ekonomi tersebut, diharapkan dapat semakin mensejahterakan rakyat Indonesia. "Diharapkan SDA di Kaltim dapat di produksi di dalam negeri agar nilai tambahnya semakin tinggi, tidak hanya di jual dalam bentuk bahan mentah kemudian kita membelinya lagi setelah menjadi produk tertentu" katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement